REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA- Psikolog Anak, Seto Mulyadi atau biasa akrab disapa Kak Seto mengaku prihatin dengan kejadian beredarnya video kekerasan yang dilakukan dua orang siswa SD kepada seorang siswi di Bukit Tinggi.
"Kejadian itu, sering luput dari pengamatan dan seolah-olah anak yang salah," ujarnya kepada wartawan di Gedung PN, Jaksel, Senin (13/10).
Ia menuturkan salah satu penyebab terjadi kekerasan yang dilakukan anak adalah karena banyak yang memposisikan anak sebagai seorang yang bersalah. "(Institusi pendidikan) tidak mengerti suara anak, ini yang harus dibayar," katanya.
Ia pun memohon kepada guru, sekolah, dinas pendidikan terkait serta Menteri Pendidikan agar berintrospeksi diri. "Apa yang salah dengan sistem pendidikan. Jangan hanya anak yang disalahkan," katanya.
Menurutnya, jika pendidikan diberikan dengan cara kekerasan, paksaan dan memposisikan anak sebagai robot maka hal itu tidak dibenarkan. Sehingga, harus ada pelatihan agar guru lebih kreatif, ramah anak dan profesional.
Kak Seto mengatakan yang bertanggung jawab dalam kasus kekerasan di SD di Bukittinggi adalah guru, kepala sekolah dan pihak kemendikbud. Oleh karena itu, harus ada pertemuan rutin antara guru dan orangtua untuk mencegah kejadian tersebut.
"(Kekerasan) ini sudah menjadi kejadian biasa bukan luar biasa. Banyak juga yang tidak direkam," katanya.