REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Para kepala sekolah di Surabaya mengirimkan surat kepada orangtua atau wali siswa terkait dengan Hari Kasih Sayang atau Valentine. Sejalan dengan edaran Dinas Pendidikan Surabaya, kepala sekolah, guru dan orangtua diminta menjaga para siswa untuk tidak merayakan Valentine.
“Edaran sudah kami terima. Edaran kami teruskan ke orangtua siswa tadi. Kami titipkan lewat siswa,” ujar Kepala SMPN 5 Surabaya Sisminarto kepada ROL, Jumat (13/2).
Hal yang sama juga dilakukan Kepala SMAN 2 Surabaya Kasnoko. Disampaikan Kasnoko, selain meneruskan arahan untuk orangtua, pihak sekolah juga memberikan imbauan kepada para siswa. “Intinya, kami sampaikan kepada mereka, kasih sayang itu tidak perlu dirayakan berlebihan. Setiap hari kita harus menebarkan kasih sayang untuk sesama, bukan malah menjurus ke pergaulan bebas,” ujar Kasnoko.
Dengan alasan menghindarkan siswa dari kegiatan yang bertentangan dengan norma sosial dan budaya Indonesia, Dinas Pendidikan Surabaya menerbitkan surat edaran larangan merayakan Valentine. Para kepala sekolah diminta untuk mengimbau siswa, serta merangkul orangtua atau wali untuk melarang siswa mengikuti kegiatan Valentine.
Humas Dinas Pendidikan Surabaya Eko Prasetyaningsih menyampaikan, larangan perayaan Valentine merupakan bentuk kecintaan terhadap siswa di Surabaya. “Kita di Surabaya ini sangat perhatian sama anak-anak, sebagaimana Ibu Wali Kota yang selalu mewanti-wanti agar anak-anak Surabaya terus diperhatikan dan didukung untuk maju,” ujar Eko.
Menurut Eko, pihak Dinas Pendidikan mengeluarkan edaran bukan karena selama ini para murid telah berbuat kesalahan. “Ini seperti kehawatiran orangtua terhadap anaknya. Kami ingin perkembangan mereka tidak terganggu,” kata dia.