REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) mulai tahun ini memperkenalkan metode Computer Based Test (CBT). Yakni, mengerjakan soal-soal UN melalui komputer, tidak menulis di atas kertas. Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, cara CBT itu akan memperingan kerja siswa.
Misalnya, mereka tidak perlu lagi khawatir bilamana keliru menghitamkan pilihan ganda di lembar jawaban dengan pensil 2B.
Dari total SMA se-Indonesia, 12.409 dan SMK 11. 076, lanjut Menteri Anies, sekolah-sekolah peserta UN CBT masih sekira lima ratusan. Lantaran itu, kata Menteri Anies, pihaknya tidak menargetkan bahwa pada tahun tertentu seluruh sekolah sudah melaksanakan UN secara CBT.
"Jadi perlu waktu yang agak panjang. Tapi kita ingin pastikan, begitu fasilitasnya siap, maka UN CBT-lah yang akan dipakai," ujar Menteri Anies Baswedan, Selasa (14/4) di Jakarta.
Menteri Anies mengakui, masih ada beberapa problem terkait pelaksanaan UN CBT di lapangan. Berdasarkan laporan, problem utama kebanyakan lebih ke soal teknis. Namun, Anies memastikan, masalah-masalah itu bisa ditangani dengan baik dan tidak mengganggu jalannya UN.
Lantaran itu, lanjut dia, yang terpenting ialah membangun kesiapan fasilitas komputer di sekolah-sekolah. Meskipun demikian, Anies belum bisa menyebutkan besaran anggaran untuk penyediaan fasilitas komputer untuk pembelajaran.
"Kalau dipakai untuk pembelajaran, insya Allah nanti untuk UN juga dipakai," pungkasnya.