REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil Ujian Nasional (UN) untuk tingkat SMA dan sederajat kemarin (15/5) diumumkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan. UN, kata Menteri Anies, tidak lagi menjadi syarat kelulusan. Sehingga, para siswa, kepala sekolah maupun guru diharapkan lebih mengutamakan kejujuran daripada berlomba-lomba mendapatkan nilai UN yang sempurna.
Lantaran itu, Kemendikbud memperkenalkan parameter baru bernama indeks integritas untuk mengukur tingkat kejujuran pelaksanaan UN di sekolah-sekolah tiap kabupaten/kota.
"Jadi ini agak berbeda dengan memberikan upaya meningkatkan angka capaian sebuah mata pelajaran. Meningkatkan angka capaian indeks integritas itu dengan cara tidak mencontek, tidak melakukan kecurangan," ucap Menteri Anies Baswedan saat jumpa pers di Kantor Kemendikbud, Jakarta, Jumat (15/5).
"Kita sedang mengajak untuk tidak berbuat curang. Nah, ini (indeks integritas) adalah salah satu mekanisme pencegahan," sambung dia.
Maka dari itu pula, tegas dia, Kemendikbud tidak akan mengumumkan nama-nama sekolah yang siswanya merupakan peraih nilai UN tertinggi se-Indonesia. Ini pun, menurut Menteri Anies, sesuai dengan kebijakan Kemendikbud pada periode sebelumnya.
"Barusan dicek, bahwa mulai tahun lalu pun sudah tidak pernah diumumkan itu. Mulai tahun lalu, sudah tidak diumumkan lagi siapa (peraih nilai UN) yang tertinggi," ungkap Menteri Anies.
Sebaliknya, ujar Menteri Anies, dalam waku dekat akan diumumkan nama-nama sekolah yang tidak jujur atau memiliki indeks integritas di bawah 20 persen. Namun sebelum diumumkan ke publik, Kemendikbud akan menyurati para gubernur provinsi seluruh Indonesia terkait indeks integritas UN 2015 di daerahnya masing-masing.
Mantan rektor Universitas Paramadina ini juga menekankan, pemerintah ingin agar indeks integritas melecut semangat introspeksi tiap kepala daerah. Ini agar sekolahh-sekolah di seluruh Indonesia lebih mengutamakan kejujuran daripada pencapaian nilai UN. Maka yang lebih diprioritaskan, kenaikan indeks integritas. Baru kemudian, kenaikan nilai rata-rata UN.
"Lain dengan kalau kita ingin meningkatkan indeks kompetensi, maka kita mendorong untuk berbuat (kecurangan)," sebut Anies.