Jumat 26 Jun 2015 16:11 WIB

DPR: Program Kemendikbud tak Menjangkau Anak-Anak Pedalaman

Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Kacung Maridjan (tengah).
Foto: Antara
Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Kacung Maridjan (tengah).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Elviana menilai program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Belajar Bersama Maestro (BBM) tidak menjangkau anak-anak di pedalaman.

"Programnya kurang jelas. Tujuan pun begitu. Apa bisa program tersebut menjangkau anak-anak berbakat di pedalaman," ujar Elviana di Jakarta, Jumat (26/6).

Sebelumnya, Kemendikbud melepas keberangkatan 89 siswa untuk belajar bersama maestro. Mereka akan belajar langsung selama 10 hari di tempat 10 maestro yang telah ditetapkan dan mewakili bidangnya masing-masing seperti seni tari, teater, musik, film, patung, hingga lukis.

Para peserta terpilih akan dikirim ke beberapa kota lokasi magang. Mereka akan ditangani 10 maestro selaku mentor, yakni I Nyoman Nuarta (patung), Tan De Seng (musik, kecapi dan suling), Sam Udjo (angklung), Irawati Durban (tari), Supadminingtyas (sinden), Nasirun (lukis), Didik Nini Towok (tari), Aditya Gumay (teater), Purwacaraka (komposer), dan Gilang Ramadhan (musik).

Menurut Elviana, program tersebut tidak dapat menjangkau anak-anak yang berada di pedalaman. Contohnya anak-anak berbakat yang tinggal di Jangkat Merangin, Jambi. "Kalau program ini, hanya menyentuh sekelompok kecil masyarakat yang tinggal di ibu kota, maka kami akan menolak program ini karena uang negara diperuntukkan bagi seluruh rakyat Indonesia," jelasnya.

Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Kacung Maridjan, mengatakan pihaknya menganggarkan dana sebesar Rp1 miliar untuk program tersebut. "Sampai saat ini, program ini masih dilangsungkan di empat tempat yakni Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Solo. Ke depan, kami akan dorong kegiatan ini sampai ke daerah," kata Kacung.

Kacung menjelaskan pihaknya mendorong agar maestro seni di daerah juga turut berpartisipasi dalam kegiatan ini, sekaligus melestarikan kesenian tradisional. "Ini baru program rintisan. Kami berharap kegiatan tersebut dapat diselenggarakan setiap libur semester," cetus Kacung.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement