REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekolah di Indonesia diperlukan untuk melakukan pembelajaran sains. Staf Ahli Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Bidang Inovasi dan Daya Saing, Ananto Kusuma Seta menceritakan pengalamannya saat mengunjungi salah satu sekolah dasar di Amerika Serikat. Menurut dia, sekolah dasar ini ternyata sangat mengedepankan pembelajaran sains.
“Mereka berpendapat pembelajaran ini mampu mengajarkan anak ihwal memecahkan masalah,” kata Ananto di Gedung A, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Jakarta, Selasa (23/3).
Dengan kata lain, ini diharapkan bisa menjadi fondasi anak di masa mendatang saat menghadapi masalah. Berdasarkan survei salah satu majalah besar dunia, kata Ananto, sebanyak 50 persen responden dari industriawan menyebutkan, pembelajaran problem solving atau memecahkam masalah merupakan kebutuhan pembelajaran yang sangat dibutuhan di masa depan. Hal ini bisa dilakukan denga meneliti dan memecahkan masalah di sekitar dengan cara sederhana.
Majalah tersebut melakukan survei di 24 negara. Beberapa di antaranya seperti Malaysia, Jepang, Filipina, Eropa dan sebagainya. Menurut Ananto, pembelajaran sains secara tidak langsung mengajarkan tentang cara memecahkan masalah. Masalah atau pertanyaan sederhana seperti mengapa daun jatuh saat gugur pun berusaha untuk dipecahkan. Jawaban dari pertanyaan ini pun tidak lepas dari pernyataan bahwa sains bisa menumbuhkan sikap menjaga alam pada anak.