Jumat 20 May 2016 09:01 WIB

Mendikbud: Pendidikan Harus Bebas Korupsi

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Karta Raharja Ucu
Mendikbud Anies Baswedan.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Mendikbud Anies Baswedan.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Mendikbud Anies Baswedan menyatakan, pendidikan sudah seharusnya menjadi zona bebas korupsi.

“Dalam pendidikan karakter, karakter integritas menjadi salah satu hal yang penting dimiliki generasi bangsa,” kata Anies, Kamis (20/5). Sementara ihwal integritas saat ini, salah satunya rujukannya pada sikap antikorupsi di bidang pendidikan.

Jika ingin menjadi pemenang di dunia global dan maju, maka harus terdidik. Kemudian salah satu karakter yang harus dimiliki sebagai bangsa terdidik itu adalah integritas. Dengan memiliki integritas, Anies berpendapat, akan bisa diterima di mana saja termasuk dalam dunia internasional.

Mendikbud mengutip perkataan Ki Hadjar Dewantara mengenai karakter integritas dan tekad antikorupsi semasa hidupnya. "Aku hanya orang biasa yang bekerja untuk bangsa Indonesia dengan cara Indonesia. Namun, yang penting untuk kalian yakini, sesaat pun aku tak pernah mengkhianati tanah air dan bangsaku. Lahir maupun batin aku tak pernah mengkorup kekayaan negara," jelas Anies.

Sebelumnya, Staf Divisi Investigasi ICW Wana Alamsyah menuturkan, terdapat lima objek dana yang paling banyak dikorupsi. Kelima objek dana tersebut adalah Dana Alokasi Khusus (DAK), dana sarana prasarana sekolah, Bantuan Operasional Sekolah (BOS), infrastruktur sekolah, dan buku.

DAK dianggap menjadi objek dana yang paling banyak dikorupsi. Sebanyak 85 kasus korupsi DAK dalam 10 tahun terakhir dengan kerugian negara sebesar Rp 377 miliar.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement