REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan, Kartu Indonesia Pintar (KIP) baru 40 persen sampai ke tangan siswa di Indonesia.
"Makanya untuk menyebarkan KIP ke seluruh pelosok tanah air harus kejar tayang. Menyebarkan KIP di lapangan tak seenak yang dibicarakan," katanya, Sabtu, (27/8).
KIP ada juga yang pengirimannya terkendala oleh lurah yang nakal. Misalnya orangtua yang anaknya harusnya menerima KIP saat pemilihan lurah tak mau memilihnya, kemudian lurah membalasnya dengan menahan KIP anaknya.
Ini, ujar Muhadjir, salah satu contoh kendala di lapangan. "Saya sudah memanggil gubernur, kades, lurah untuk mau membagikan KIP kepada para siswa."
Namun Kemendikbud hanya bisa menghimbau saja tapi tak bisa memaksa. Bupati saja kalau diundang untuk membahas KIP kadang tak mau datang, kalaupun ada yang datang hanya sebentar lalu kembali ke hotelnya
"Makanya saya mendapat tugas untuk membagikan KIP ini hanya Bismillah saja. Saya mau memberikan yang terbaik bagi bangsa ini, kita harus sama-sama maju ke depan," kata Muhadjir.