REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Nadjamuddin Ramly menyebut banyak dinas kebudayaan yang abai terhadap warisan budaya tak benda di daerahnya.
"Banyak yang budaya tak benda tapi tak diusulkan. Dinasnya tak serius," kata dia di Kantor Kemendikbud, Jakarta, Senin (24/10).
Nadjamuddin menyebut, pelestarian warisan budaya tak benda butuh keseriusan perhatian dari pemerintah. Ia tidak menampik banyak ragam budaya tak benda di Indonesia yang belum dipopulerkan di dalam negeri, namun sudah populer di luar negeri. Pun yang mempopulerkan, yakni orang asli Indonesia yang sudah lama menetap di luar negeri.
"Ini benteng identitas yang harus dimiliki. Kalau budaya ini tak ditetapkan, maka akan disesalkan kemudian hari," ujar Nadjamuddin.
Ia berujar, pemberian status terhadap warisan budaya takbenda Indonesia mendapat dukungan penuh dari Wakil Delegasu Tetap RI untuk UNESCO, Tubagus Ahmad Fauzi Soelaiman. Pun Fauzi mendesak Kemendikbud agar selalu melaporkan ragam budaya yang mendapat status warisan budaya takbenda padanya. "Beliau akan menyebarkan dan memperkenalkan pada dunia," jelasnya.
Nadjamuddin meminta pada pemerintah daerah yang ragam budayanya mendapat status warisan budaya takbenda dari Kemendikbud, agar melindungi dan melestarikan.
"Kalau sate lamongan ditetapkan, maka harus dikembangkan terus-menerus. Jadi ada komitmen ditindaklanjuti. Kalau ada lima budaya di daerah itu, maka harus dikawal terus," jelasnya.