Senin 24 Oct 2016 21:58 WIB

Banyak Budaya tak Benda yang Masih Diabaikan

Rep: Umi Nur Fadilah/ Red: Yudha Manggala P Putra
  Sejumlah pelajar memainkan Angklung dalam rangka memperingati dikukuhkannya angklung sebagai representatif budaya tak benda warisan Indonesia oleh UNESCO di halaman Gedung Sate Bandung, Jawa Barat, Ahad (16/11).  (Antara/Agus Bebeng)
Sejumlah pelajar memainkan Angklung dalam rangka memperingati dikukuhkannya angklung sebagai representatif budaya tak benda warisan Indonesia oleh UNESCO di halaman Gedung Sate Bandung, Jawa Barat, Ahad (16/11). (Antara/Agus Bebeng)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Nadjamuddin Ramly menyebut banyak dinas kebudayaan yang abai terhadap warisan budaya tak benda di daerahnya.

"Banyak yang budaya tak benda tapi tak diusulkan. Dinasnya tak serius," kata dia di Kantor Kemendikbud, Jakarta, Senin (24/10).

Nadjamuddin menyebut, pelestarian warisan budaya tak benda butuh keseriusan perhatian dari pemerintah. Ia tidak menampik banyak ragam budaya tak benda di Indonesia yang belum dipopulerkan di dalam negeri, namun sudah populer di luar negeri. Pun yang mempopulerkan, yakni orang asli Indonesia yang sudah lama menetap di luar negeri.

"Ini benteng identitas yang harus dimiliki. Kalau budaya ini tak ditetapkan, maka akan disesalkan kemudian hari," ujar Nadjamuddin.

Ia berujar, pemberian status terhadap warisan budaya takbenda Indonesia mendapat dukungan penuh dari Wakil Delegasu Tetap RI untuk UNESCO, Tubagus Ahmad Fauzi Soelaiman. Pun Fauzi mendesak Kemendikbud agar selalu melaporkan ragam budaya yang mendapat status warisan budaya takbenda padanya. "Beliau akan menyebarkan dan memperkenalkan pada dunia," jelasnya.

Nadjamuddin meminta pada pemerintah daerah yang ragam budayanya mendapat status warisan budaya takbenda dari Kemendikbud, agar melindungi dan melestarikan.

"Kalau sate lamongan ditetapkan, maka harus dikembangkan terus-menerus. Jadi ada komitmen ditindaklanjuti. Kalau ada lima budaya di daerah itu, maka harus dikawal terus," jelasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَقَالَ الَّذِى اشْتَرٰىهُ مِنْ مِّصْرَ لِامْرَاَتِهٖٓ اَكْرِمِيْ مَثْوٰىهُ عَسٰىٓ اَنْ يَّنْفَعَنَآ اَوْ نَتَّخِذَهٗ وَلَدًا ۗوَكَذٰلِكَ مَكَّنَّا لِيُوْسُفَ فِى الْاَرْضِۖ وَلِنُعَلِّمَهٗ مِنْ تَأْوِيْلِ الْاَحَادِيْثِۗ وَاللّٰهُ غَالِبٌ عَلٰٓى اَمْرِهٖ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَ
Dan orang dari Mesir yang membelinya berkata kepada istrinya,” Berikanlah kepadanya tempat (dan layanan) yang baik, mudah-mudahan dia bermanfaat bagi kita atau kita pungut dia sebagai anak.” Dan demikianlah Kami memberikan kedudukan yang baik kepada Yusuf di negeri (Mesir), dan agar Kami ajarkan kepadanya takwil mimpi. Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengerti.

(QS. Yusuf ayat 21)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement