Rabu 28 May 2025 16:38 WIB

Bedah Buku FDIKOM UIN Jakarta, Prof Gun Gun: Buku ini Sentuh Geopolitik RI-Tiongkok

Prof Gun Gun apresiasi buku Mengarungi Jejak Merajut Asa 75 Tahun Indonesia-Tiongkok.

Bedah buku Mengarungi Jejak Merajut Asa 75 Tahun Indonesia-Tiongkok.
Foto: Erdy Nasrul/Republika
Bedah buku Mengarungi Jejak Merajut Asa 75 Tahun Indonesia-Tiongkok.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pusat Pengkajian Komunikasi dan Media (P2KM) Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bekerja sama dengan Yayasan Cendekia Muda Madani menggelar bedah buku. Judulnya "Mengarungi Jejak Merajut Asa: 75 Tahun Indonesia-Tiongkok".

Diterbitkan oleh IRCiSod, bedah buku ini dirangkaikan dengan seminar komunikasi, Rabu (28/5). Lokasinya di Teater Lantai 2 FDIKOM UIN Jakarta. Acara ini menghadirkan para akademisi, penulis, serta praktisi komunikasi untuk membedah hubungan Indonesia-Tiongkok dalam perspektif komunikasi, geopolitik, ekonomi, dan budaya global.

Baca Juga

Buku diberikan kata pengantar dari Menteri Luar Negeri RI Bapak Sugiono ini tidak sekedar mendeskripsikan hal ihwal hubungan diplomatik Indonesia-Tiongkok, tetapi secara implisit juga menunjukkan betapa kedua negara di Asia ini perlu memperkokoh kerjasamanya di berbagai bidang sebagai upaya memperkuat politik regional sekaligus menjadi penyeimbang geopolitik global.

Buku ini bisa dikatakan komprehensif dari A-Z, dengan mengulas isu mulai dari politik ekonomi hingga kebudayaan; dari era Soekarno hingga Prabowo; dari KAA Bandung hingga BRICS, dari koleksi pers Melayu-Tionghoa higgga China Space Masjid Isitiqlal; dan dari isu anti-imperialisme hingga Perang tarif Trump.

Dekan FDIKOM UIN Jakarta, Gun Gun Heryanto, membuka kegiatan dengan memberikan apresiasi terhadap keberlanjutan karya tulis yang dihasilkan setiap tahun. Ia menekankan pentingnya narasi yang koheren agar bisa menghasilkan dampak yang signifikan dalam konteks kebijakan publik maupun diplomasi komunikasi. Ia juga memberikan gambaran tentang kemajuan Tiongkok di bidang ekonomi dan teknologi.

“Apresiasi harus diberikan pada setiap karya yang ditulis dengan kesadaran penuh. Tanpa narasi yang koheren, sulit bagi sebuah gagasan untuk berdampak luas. Buku ini substansial karena menyentuh geopolitik Indonesia dan Tiongkok yang sangat relevan untuk dipahami secara kritis,” ujar Gun Gun.

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement