Kamis 03 Nov 2016 19:36 WIB

Kemendikbud Butuh 91 Ribu Guru SMK

Rep: Umi Nur Fadilah/ Red: Dwi Murdaningsih
Sejumlah siswa mengerjakan rangka kepala naga yang akan digelar pada festival budaya sebagai rangkaian acara Gerhana Matahari Total (GMT) di bengkel SMK Negeri 7 Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (25/2).
Foto: Antara/Feny Selly
Sejumlah siswa mengerjakan rangka kepala naga yang akan digelar pada festival budaya sebagai rangkaian acara Gerhana Matahari Total (GMT) di bengkel SMK Negeri 7 Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (25/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) membutuhkan 91 ribu guru SMK untuk mensukseskan program pendidikan vokasi. Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Sumarna Pranata menjelaskan, pemerintah mempunyai empat bidang yang ingin dibidik dari pendidikan vokasi. Yakni, program maritim dan kelautan, pertanian dan ketahanan pangan, pariwisata, serta industri kreatif.

"Kita melakukan rekruitmen tidak mudah, sementara suplai tak ada," kata dia di kantor Kemendikbud, Jakarta, Kamis (3/11).

Kemendikbud mempunyai dua cara untuk memenuhi kebutuhan guru SMK. Pertama melakukan rekrutmen, tetapi suplai guru tidak ada. Kedua, memberikan sertifikat tambahan pada guru-guru adaptif menjadi produktif.

Ia menjabarkan, guru adaptif yakni yang mengajar PKn, matematika, seni budaya, IPA, IPS, kewirausahaan, dan KKPI (keterampilan komputer dan pengelolaan informasi). Ia enggan menyebut penambahan sertifikat tersebut sebagai alih fungsi. Guru SMK terdiri dari tiga tipe, normatif, adaptif, dan produktif.

Pranata menuturkan, pada 2016, Kemendikbud memberikan sertifikat ganda pada 15 ribu guru. Proses pendaftaran dilakukan sejak dua bulan lalu. Hingga Oktober 2016 sudah ada lebih dari 16 ribu guru yang mendaftar.

"Contoh misalnya guru biologi berminat di pertanian, akan kita seleksi berdasarkan TBS (tes bakat skolastik)," ujar Pranata.

Ia menjelaskan, para guru akan mengikuti pelatihan dan pendampingan selama setahun oleh pendamping dan perguruan tinggi. "Pada Desember tahun depan, kita akan dapatkan sertifikat pendidik bidang baru. Dapat sertifikat kompetensi," lanjutnya.

Kendati sertifikat baru didapat pada Desember 2017, tetapi pada Juli 2017 para guru tersebut bisa mulai mengajar sebagai guru produktif. Pranata mengatakan pemenuhan kebutuhan 91 ribu guru dilkukan secara bertahap. Proses awal, Kemendikbud menjaring 15 ribu guru.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement