Rabu 25 Jan 2017 16:35 WIB

15 Bus Sekolah Siap Antar Jemput Pelajar Purwakarta

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Dwi Murdaningsih
Pelajar menaiki armada bus sekolah gratis di Jakarta, Jumat (13/1).
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Pelajar menaiki armada bus sekolah gratis di Jakarta, Jumat (13/1).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Pemkab Purwakarta meluncurkan bus sekolah. Langkah ini sebagai solusi atas kebijakan larangan siswa membawa kendaraan ke sekolah. Untuk sementara baru ada 15 unit armada sekolah tersebut. Kedepan, jumlahnya akan terus ditambah. Termasuk penambahan trayek ke wilayah terpencil.

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, mengatakan, 15 armada ini jenisnya micro bus. Armada ini, bernama mobil sakola Kidang Kancana. Armada ini, sengaja diluncurkan guna menjawab keresahan warga ihwal larangan pelajar membawa kendaraan ke sekolah.

"Jadi, mobil sekolah ini melayani pelajar di wilayah-wilayah yang belum terakses kendaraan umum," ujar Dedi, kepada Republika.co.id, Rabu (25/1).  

Menurut Dedi, untuk sementara kendaraan tersebut akan didistribusikan ke wilayah di pinggiran. Seperti, Kecamatan Sukasari, Maniis, Bojong dan Pondoksalam, Cibatu dan Campaka.  

Menurut Dedi, armada sekolah itu untuk semua kalangan pelajar. Terutama, anak-anak SMA sederajat. Karena, lokasi SMA dengan rumah pelajar cenderung agak jauh. Jika dibanding dengan lokasi SD dan SMP, yang rata-rata jaraknya berdekatan dengan rumah pelajar.

Makanya, 15 unit armada bus ini untuk sementara dinilai cukup. Akan tetapi, kedepan jumlahnya bisa bertambah. Seiring dengan minat siswa menggunakan bus pemerintah tersebut tinggi. Tak hanya itu, trayeknya juga akan ditambah. Terutama, wilayah yang ada di peloksok yang tidak ada akses kendaraan umum.

Dengan adanya bus sekolah ini, lanjut Dedi, pihaknya berharap para pelajar tak lagi membawa kendaraan ke sekolah. Sebab, banyak hal negatif ketika pelajar membawa kendaraan. Seperti, melanggar UU Lalulintas, karena mayoritas mereka belum cukup umut untuk memiliki SIM.

Dedi mengaku, terkait 15 armada ini pihaknya menganggarkan Rp 6 miliar. Terkait dengan sopir busnya, pihaknya akan bekerjasama dengan aparat TNI. Alasan dipilihnya sopir dari kalangan militer ini, sebab jam sekolah di Purwakarta lebih pagi dari daerah lain. Sehingga, sopir dari kalangan TNI akan lebih disiplin.

"Karena masuk sekolahnya pukul 06.00 WIB, maka bus sekolah ini sudah mulai menjemput siswa sejak pukul 05.00 WIB," ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement