Jumat 16 Nov 2018 10:05 WIB

Laboratorium PAI untuk Sekolah Terdampak Gempa Lombok

guru PAI punya posisi strategis dan penting dalam dunia pendidikan.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Agus Yulianto
 Direktorat Jenderal Kementerian Agama (Kemenag) menyalurkan bantuan untuk para guru PAI terdampak gempa di NTB. (Foto: Dokumentasi AGPAI)
Foto: Dok: AGPAII
Direktorat Jenderal Kementerian Agama (Kemenag) menyalurkan bantuan untuk para guru PAI terdampak gempa di NTB. (Foto: Dokumentasi AGPAI)

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK TENGAH -- Direktur Pendidikan Agama Islam (PAI), Direktorat Jenderal Kementerian Agama (Kemenag) Rohmat Mulyana Sapdi berharap, para guru agama Islam di NTB mampu bangkit dari bencana.

"Bencana ini merupakan ujian dari Allah SWT untuk hambanya," ujar Rohmat saat penyerahan bantuan dan spiritual healing kepada 200 guru PAI se-NTB di Hotel Dmax, Lombok Tengah, belum lama ini.

Rohmat mengatakan, bantuan yang diberikan berupa perlengkapan Laboratorium PAI, perlengkapan belajar, dan ibadah untuk siswa-siswi terdampak gempa dan membangkitkan semangat guru PAI terdampak dengan spiritual healing.

Kegiatan ini juga dirangkai dengan pelantikan DPW Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGPAI) NTB untuk masa bakti 2018-2023 oleh DPP AGPAII diwakili oleh Sekjen DPP AGPAII Budiman di bawah kepemimpinan Sulman Haris.

Rohmat berpesan, agar pengurus Pengurus DPW AGPAII NTB bisa memperjuangkan hak-hak yang perlu diperoleh guru PAI. Dia pun meminta, kepada pengurus agar mampu membangun sinergi dengan birokrasi dan menjalankan amanah organisasi dengan tanggung jawab.

Rohmat menjelaskan, guru PAI punya posisi strategis dan penting dalam dunia pendidikan meski belum banyak diberikan perhatian yang proporsional. "Anggaran bidang PAI juga sangat minim, termasuk juga karena tidak didukung kebijakan memadai. Imbasnya terhadap program dan anggarannya minim," ucap Rohmat.

Rohmat yang baru dilantik menjadi Direktur PAI beberapa bulan lalu mengajak para guru PAI memperjuangkan posisi pendidikan agama Islam di lingkungan pendidikan. "Eksistensi PAI sangat perlu dijaga, bagaimana PAI menjadi sesuatu yang sangat dipentingkan dalam pendidikan di semua level," ungkap Rohmat. 

Bantuan berupa uang tunai juga disalurkan kepada 177 guru PAI terdampak gempa dengan uan tunai senilai Rp 2 juta untuk rumah rusak berat, Rp 1 juta untuk rumah rusak sedang, dan Rp 500 ribu untuk rumah rusak ringan di tujuh kabupaten/kota terdampak gempa, mulai dari Lombok Utara, Lombok Barat, Lombok Timur, Lombok Tengah, Mataram, Sumbawa dan Kabupaten Sumbawa Barat. 

Sekretaris DPP AGPAII Ahmad Budiman meyakini para guru PAI akan mampu bangkit kembali. "Para guru PAI akan cepat bangkit utk berbenah menuju Lombok Bangkit untuk NTB Gemilang," ujar Budiman.

Ia menyampaikan, guru PAI seperti hidup di dua alam, yakni di Kemenag dan juga Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud). Hal ini membawa dampak pada pelaksanaan dan adanya hambatan dalam kegiatan belajar mengajar.

"Belum lagi guru agama juga seringkali dituntut untuk tidak saja mengajar di kelas, tapi mampu menghidupkan nuansa beragama di sekolah, termasuk aktif juga di lingkungan seperti mushala dan masjid," lanjut Budiman.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement