REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan mendorong peningkatan pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) peduli kesehatan remaja. Hal ini termasuk untuk tujuan meningkatkan pemahaman pengetahuan tentang menstruasi.
"Di puskesmas kita punya puskesmas peduli kesehatan remaja, menjalankan program tingkat nasional, memang jumlahnya belum sebanyak total puskesmas di seluruh Indonesia," kata Kepala Sub Direktorat Jenderal Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja Kementerian Kesehatan Wara Pertiwi Osing pada Festival Anak Muda: Aksi Remaja Untuk Peduli Menstruasi untuk memperingati Hari Kebersihan Menstruasi Sedunia, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Wara menuturkan ada lebih dari 10 ribuan puskesmas di Indonesia, tetapi sekitar 50 persen dari total puskesmas itu menjalankan program peduli kesehatan remaja. Untuk itu, dia mendorong lebih banyak puskesmas yang melaksanakan program peduli kesehatan remaja karena remaja adalah generasi penerus bangsa sehingga remaja yang sehat adalah daya untuk membangun kemajuan bangsa.
Dia mengatakan penyelenggaraan program peduli remaja tidak mudah karena berbicara kepada remaja sangat berbeda dengan berbicara kepada pemangku kepentingan dengan lembaga sehingga perlu pendekatan yang berbeda dari masyarakat umumnya. Remaja secara alamiah lebih senang berbicara dengan teman sebaya daripada orang yang lebih tua.
"Puskesmas harus mempunyai kemampuan melatih konselor sebaya untuk bisa menjadi perpanjangan puskesmas untuk mengedukasi remaja melalui konselor sebaya ini," tuturnya.
Wara menuturkan salah satu integrasi yang perlu dilakukan dengan kerja sama lintas kementerian dan lembaga yakni mengintegrasikan pendidikan kesehatan reproduksi di bangku sekolah.