REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada Jumat (20/12), dalam sesi malam Muktamar Kepemimpinan YOULEAD 2019, Syafei Al Bantanie, Direktur Dompet Dhuafa Pendidikan, memaparkan materi seputar kepemimpinan dan kepemudaan. Menurut Syafei saat ini pemuda akan selalu dihadapkan dengan berbagai tantangan sebagai bagian dari penempaan diri.
“Penempaan merupakan salah satu cara Allah untuk melihat apakah kita pantas mengemban amanah di Bumi. Kita semua adalah pemimpin maka persiapkan diri agar dapat melewati ujian dengan baik,” katanya dihadapan seratus penerima manfaat terpilih Young Leaders (YOULEAD) dari 81 kampus negeri/swasta, akademi institute di seluruh wilayah program yaitu Padang, Palembang, Pontianak, Jakarta, Depok, Tangerang, Bogor, Bandung, Jatinangor, Semarang, Yogyakarta, Solo, Surabaya, dan Malang.
Ia menambahkan jika pemuda ingin menggapai misi penting bangsa dan ingin menorehkan sejarah kehidupan maka wajib berani mengemban tanggung jawab dan berani keluar dari zona nyaman untuk menjadi pribadi mandiri.
“Tanggung jawab merupakan visi pemuda agar bisa terus bergerak maju. Pemuda itu mandiri, hebat, berakhlak, intinya semua hal bagus ada dalam diri pemuda. Pantang pemuda merasa lemah dan tergantung karena Allah melihat usaha umatnya dalam mengusahakan mimpinya, usaha itulah yang akan menjadi bahan bakar agar idealisme tetap kokoh menopang diri agar bisa berkhidmat kepada masyarakat,” tegasnya.
Pada kesempatan kali itu Syafei turut menjelaskan jika Indonesia saat ini kekurangan pemuda yang mampu menjawab tantangan di bidang strategis, padahal salah satu cara agar suara pemuda didengar ialah dengan menguasai bidang-bidang strategis di negara ini.
“Pemuda itu selalu haus akan ilmu maka penting diingat jika misi kebaikan kita bukan hanya Indonesia tapi juga dunia; maka luaskan misi dan luaskan mimpi agar langkah menjadi pemimpin dapat terus terpatri . Buatlah roadmap dan pastikan ada misi besar di balik roadmap tersebut," kata dia.
Bonus demografi, disebutnya mesti dikelola sebaik-sebaiknya karena akan membawa kebanggaan dan kebaikan bagi negara kita. Perlu diingat pemuda itu pemikul tanggung jawab, perlu bagi mereka mengidentifikasi kualitas diri, menambah kompetensi diri baik secara spiritual maupun emosional. Persoalan umat saat ini sungguh banyak, sebab itulah pemuda harus bisa membaca realitas dengan penguatan diri dan kompetensi.
"Dalam Islam pemuda adalah sosok yang kuat, pantang pemuda merasa lemah. Jangan lupa buatlah “sesuatu” yang dapat terus menyebarkan manfaat seluas-luasnya,” tutup Syafei.