Selasa 31 Dec 2019 19:42 WIB

KPAI: Kekerasan untuk Disiplinkan Siswa Berdampak Buruk

Tindak kekerasan juga tidak akan membuat siswa menghentikan perilakunya.

KPAI
Foto: dok KPAI
KPAI

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebutkan pendekatan dengan cara kekerasan untuk mendisiplinkan siswa di lingkungan sekolah akan berdampak buruk terhadap tumbuh kembang mereka.

"Itu juga tidak akan membuat si anak menghentikan perilakunya," kata Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti, Selasa (31/12).

Ia mengatakan kekerasan di lingkungan satuan pendidikan sepanjang 2019 terus terjadi, mulai dari kekerasan verbal, kekerasan psikis, kekerasan fisik dan kekerasan seksual.

Berdasarkan penelitian KPAI, sedikitnya ada 15 dampak kekerasan pada anak yang diasuh, dididik dan disiplinkan dengan cara kekerasan, baik di rumah maupun di sekolah. Dampak-dampak dari tindak kekerasan tersebut di antaranya akan membentuk mental anak sebagai korban. Anak yang mendapat perlakuan keras juga cenderung akan melakukan kekerasan.

"Anak yang menjadi korban kekerasan justru bisa berubah menjadi pelaku kekerasan tersebut," katanya.

Kemudian, aksi kekerasan yang dilakukan terhadap anak juga akan menurunkan kepercayaan diri mereka, karena mereka merasa ketakutan untuk melakukan sesuatu yang salah dan pada gilirannya mereka akan mengalami kekerasan lagi.

Selain itu, aksi kekerasan juga akan menyisakan trauma, perasaan tidak berguna sehingga bersikap murung dan sulit mempercayai orang lain. Mereka juga akan cenderung bersikap agresif, depresi, sulit mengendalikan emosi, sulit berkonsentrasi, cenderung mengalami luka, cacat fisik atau kematian.

Anak yang mendapat perlakuan keras juga akan mengalami kesulitan untuk tidur, menderita gangguan kesehatan dan pertumbuhan, kecerdasannya tidak berkembang dengan baik dan cenderung menyakiti diri sendiri atau bahkan ingin mencoba bunuh diri.

Dampak kekerasan terhadap anak tersebut tidak hanya berasal dari kekerasan fisik semata, melainkan juga berasal dari kekerasan emosional dan keduanya sama buruknya karena dapat mengganggu perkembangan emosional serta fisik anak, selain juga dapat mengganggu proses tumbuh kembang, termasuk mengganggu perkembangan kecerdasannya.

"Oleh karena itu, sudah seharusnya sekolah yang merupakan lembaga pendidikan bisa menerapkan langkah-langkah zero kekerasan," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement