REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski kondisi pasar modal masih fluktuatif, beberapa perusahaan tetap berkomitmen melakukan penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) tahun depan. Salah satunya, Bank Syariah Mandiri (BSM).
"Sampai sejauh ini tidak ada perubahan jadwal IPO," tegas Direktur BSM Edwin Widjajanto kepada Republika.co.id, Ahad, (9/9).
Menurutnya, kondisi perusahaan masih memadai untuk melaksanakan. "Kondisi keuangan BSM masih on track. Jadi kami insya Alah optimistis," ujar Edwin.
Sebelumnya, Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Sulaiman mengatakan, sebagai induk dari BSM, Mandiri telah menyiapkan rencana bisnis agar anak usahanya segera melantai di bursa. Pasalnya, untuk dapat melantai di bursa, terdapat ketentuan bahwa perbankan harus memiliki return of equity (ROE) minimal 10 persen.
ROE merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dengan menggunakan modal sendiri sekaligus menghasilkan laba bersih yang tersedia bagi pemilik atau investor. Menurut Direktur Keuangan BSM Ade Cahyo Nugroho, saat ini ROE bank masih berada di sekitar tujuh persen sehingga masih butuh banyak persiapan.
"Dari induk (Bank Mandiri) rencananya IPO pada akhir 2019 atau awal 2020. Kita harus memastikan kinerja benar-benar firm saat IPO. Kami harapkan pada saat IPO, ROE-nya sudah di atas 10 persen," ujar Ade.