Jumat 08 Nov 2024 15:52 WIB

Fokus pada Pendanaan Strategis, Geo Dipa Energi Belum Rencanakan IPO 

Geo Dipa memanfaatkan sumber pendanaan yang lain daripada IPO.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Friska Yolandha
Pekerja menyelesaikan pekerjaan pada proyek sumur produksi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) PT Geo Dipa Energi di kawasan dataran tinggi Dieng Desa Kepakisan, Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah, Selasa (6/9/2022). Proyek PLTP Dieng 2 berkapasitas 55 MW merupakan salah satu Proyek Strartegis Nasional (PSN) dan masuk dalam Fast Track Program (FTP) tahap II 10.000 MW dari program 35.000 MW pada sektor pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan pemerintah.
Foto: ANTARA/Anis Efizudin
Pekerja menyelesaikan pekerjaan pada proyek sumur produksi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) PT Geo Dipa Energi di kawasan dataran tinggi Dieng Desa Kepakisan, Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah, Selasa (6/9/2022). Proyek PLTP Dieng 2 berkapasitas 55 MW merupakan salah satu Proyek Strartegis Nasional (PSN) dan masuk dalam Fast Track Program (FTP) tahap II 10.000 MW dari program 35.000 MW pada sektor pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan pemerintah.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- PT Geo Dipa Energi (GDE), perusahaan yang bergerak di sektor energi panas bumi, menyatakan belum berencana untuk melakukan Initial Public Offering (IPO) dalam waktu dekat. Setiap tahunnya, perusahaan ini menyetorkan sekitar Rp 200 miliar kepada negara, memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional serta manfaat sosial dan ekonomi bagi masyarakat sekitar proyek-proyek panas bumi GDE, seperti PLTP Patuha dan Dieng.  

Direktur Kekayaan Negara Kementerian Keuangan Meirijal Nur menjelaskan, meskipun IPO adalah salah satu cara untuk meningkatkan modal perusahaan, saat ini Geo Dipa lebih mengandalkan sumber pendanaan lain yang lebih strategis. "Selain Penyertaan Modal Negara (PMN), banyak sumber permodalan dari luar negeri yang tertarik berinvestasi di Geo Dipa. Kami juga mempertimbangkan kemitraan dengan investor strategis dan memanfaatkan pinjaman hijau yang semakin banyak tersedia," ungkapnya dalam Media Briefing Press Tour Kementerian Keuangan bertema "Dukungan Fiskal Pemerintah dalam Mendorong Ketahanan Energi & Meningkatkan Penerimaan Negara" di Bandung, Jawa Barat, Jumat (8/11/2024).  

Baca Juga

Hadir dalam kesempatan yang sama, Direktur Pengembangan Niaga & Eksplorasi Geo Dipa Energi Ilen Kardani, menyebutkan, sektor energi geothermal semakin diminati oleh investor global, seiring dengan meningkatnya perhatian dunia terhadap energi ramah lingkungan.

"Kami hampir setiap bulan menerima tawaran kerjasama dalam proyek geothermal, dan dengan dorongan transisi global menuju energi hijau, kami optimis sektor ini akan semakin berkembang," ujar Ilen.  

Geo Dipa juga mencatatkan keberhasilan dengan lebih dari sepuluh proyek geothermal di Dieng, termasuk unit tiga dan empat, yang berhasil mendapatkan pendanaan. Potensi penerapan pajak karbon (carbon tax) di masa depan diperkirakan akan semakin mendorong minat terhadap energi ramah lingkungan. Sebagai bukti keberhasilan, Geo Dipa juga berhasil menjual karbon kredit senilai 10 juta dolar AS, meskipun proyek tersebut masih dalam tahap pengembangan.  

Dengan berbagai sumber pendanaan yang mendukung, Geo Dipa berfokus pada penguatan kemitraan strategis dan pengembangan energi geothermal. Sektor ini dianggap sebagai salah satu solusi utama untuk ketahanan energi nasional dan mendukung transisi menuju energi hijau. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement