Senin 17 Sep 2018 07:32 WIB

Swiss Desak Rusia Hentikan Aksi Mata-Mata di Negaranya

Rusia membantah ada kegiatan intelijen di Swiss.

Rep: Marniati/ Red: Ani Nursalikah
Intelijen, ilustrasi
Intelijen, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, ZURICH -- Swiss meminta Rusia menghentikan kegiatan mata-mata di wilayahnya. Permintaan ini disampaikan setelah dua kasus dugaan spionase terungkap dalam beberapa hari terakhir.

Kementerian Luar Negeri Swiss telah memanggil duta besar Rusia di Bern tiga kali tahun ini untuk menyampaikan kekhawatiran dugaan operasi yang menargetkan organisasi di Swiss, termasuk laboratorium yang digunakan menguji senjata kimia. "Kementerian Luar Negeri Swiss telah meminta Rusia segera mengakhiri kegiatan ilegal di Swiss atau melawan target-target Swiss," katanya dalam sebuah pernyataan pada Ahad (16/9).

Badan intelijen Swiss mengatakan pada Jumat (14/9) mereka bekerja sama dengan Inggris dan Belanda untuk menggagalkan rencana Rusia yang, menurut laporan surat kabar menargetkan laboratorium Swiss. Surat kabar Swiss Tages-Anzeiger dan surat kabar Belanda NRC Handelsblad mengatakan para agen dicurigai menuju laboratorium Spiez dekat Bern yang menganalisa senjata kimia dan biologi serta menguji agen saraf seperti Novichok.

Inggris mengatakan, Moskow menggunakan Novichok untuk mencoba membunuh mantan mata-mata Rusia, Sergei Skripal di kota Salisbury, Inggris, Maret lalu. Inggris menuduh dua pria Rusia atas percobaan pembunuhan itu. 

Insiden itu mengakibatkan Belanda mengusir dua orang yang dicurigai sebagai mata-mata Rusia pada Maret. Jaksa Swiss mengatakan mereka sedang menginvestigasi serangan siber terhadap kantor World Anti-Doping Agency di Swiss.

Kejaksaan Swiss pada Sabtu mengatakan proses pengadilan mulai diluncurkan pada Maret 2017 karena dugaan spionase politik. Menurut kejaksaan, orang-orang yang bersangkutan adalah orang yang sama dengan yang diidentifikasi oleh dinas intelijen Swiss pada Jumat lalu. Swiss mungkin menjadi sasaran karena sebagai tuan rumah banyak asosiasi internasional.

Seperti Komite Olimpiade Internasional dan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Surat kabar Swiss Sonntags-Zeitung pada Ahad (16/9) mengatakan menurut perkiraan badan intelijen Swiss, satu dari empat diplomat Rusia di Swiss bekerja sebagai perwira intelijen.

Kedutaan Rusia menyebut tuduhan surat kabar itu tidak berdasar. "Ini nampaknya merupakan upaya yang tidak masuk akal untuk memberi para pembaca pandangan bias dari orang-orang Rusia yang bekerja di Swiss," kata kedutaan Rusia.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement