Selasa 25 Sep 2018 09:34 WIB

JK: Aceh dan Timor Leste Bisa Jadi Model Bagi Dunia

Indonesia berkomitmen menyemai perdamaian, termasuk langkah pencegahan.

Wakil Presiden Jusuf Kalla saat berpidato di Nelson Mandela Peace Summit di General Assembly Hall, Markas PBB di New York, Senin (24/9) waktu setempat.
Foto: Yeyen Rostiyani
Wakil Presiden Jusuf Kalla saat berpidato di Nelson Mandela Peace Summit di General Assembly Hall, Markas PBB di New York, Senin (24/9) waktu setempat.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyatakan komitmen Indonesia untuk terus menyemai perdamaian termasuk aktif dalam langkah perdamaian, menghindari konflik berkepanjangan, dan membangun perdamaian pascakonflik.

Hal itu diungkap JK di Nelson Mandela Peace Summit di General Assembly Hall, markas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat, Senin (25/9) waktu setempat. 

"Sebagai mitra sesungguhnya, Indonesia berkomitmen menyemai perdamaian, termasuk langkah pencegahan, mencegah konflik meletup kembali, dan membangun perdamaian pascakonflik," ujar JK dalam pidatonya, Senin siang atau Selasa dini hari waktu Indonesia seperti dilaporkan wartawan Republika, Yeyen Rostiyani, dari New York.

"Hari ini kita merayakan warisan berharga Presiden Nelson Mandela. Begitu banyak hal yang terus menginspirasi kita. Tidak hanya bagi rakyat Afrika Selatan, namun juga bagi orang dari segala penjuru dunia," lanjutnya.

JK kemudian menuturkan pengalamannya bertemu Mandela pada 2003. Ia menilai Mandela sebagai orang yang berpembawaan kalem, rendah hati, namun memiliki tekad yang kuat. JK juga mengingat kecintaan Mandela terhadap batik Indonesia.

"Saya juga mengingat beliau dengan kecintaannya pada batik yang berwarna-warni, yang mencermnkan semangatnya yang tinggi," kata JK.

Menurut JK, hal yang penting adalah pelajaran yang diberikan Mandela yaitu nilai keadilan dan rekonsiliasi. Perjuangannya melawan apartheid menunjukkan pentingnya bebas dari diskriminasi. Nilai-nilai itulah yang tak kenal batas.  "Demokrasi hanya bisa sukses jika ada perdamaian, rasa saling hormat terhadap perbedaan, dan juga toleransi," katanya.

JK menekankan, pentingnya perdamaian dan stabilitas sebagai syarat bagi kemajuan dan pembangunan. Ia juga percaya pada rekonsiliasi. Salah satu contoh keberhasilan proses rekonsiliasi adalah Aceh. Perdamaian di Aceh memungkinkan pembangunan ekonomi terus tumbuh dan para mantan pemberontak kini duduk di posisi pemerintahan.

Keadilan dan rekonsiliasi menjadi dua nilai yang digunakan di tingkat kawasan maupun internasional. Tak lupa, JK pun menyebut hubungan Indonesia dan Timor Leste sebagai model untuk hubungan dua negara pascakonflik dengan berdasarkan nilai-nilai tersebut.  "Hubungan bertetangga kami yang baik terus memperkuat hubungan yang berorientasi masa depan antara kedua negara dan masyarakatnya," kata JK.

Dialog, kata JK, bisa mengatasi ujaran kebencian, radikalisme maupun ekstremisme dengan kekerasan. "Mari kita jadikan hidup dan warisan Nelson Mandela sebagai contoh, dan siapkan diri bekerja sama pada hal-hal yang menjadi kepentingan bersama," katanya menutup paparannya.

Nelson Mandela Peace Summit ini mengawali sidang Majelis Umum PBB ke-73 di kantor pusat PBB di New York. Nelson Mandela Peace Summit menjadi ajang bagi para pemimpin dunia untuk memperbarui komitmen mereka terhadap perdamaian global, pencegahan konflik, resolusi konflik.

KTT perdamaian yang digelar untuk mengenang mendiang Nelson Mandela juga membahas pembangunan perdamaian, promosi dan perlindungan hak asasi manusia, serta inisiatif pembangunan jangka panjang.

Sidang Majelis Umum PBB biasanya dilakukan pada Selasa pekan ketiga bulan September. Tahun ini dilaksanakan pada 25 September 2018.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement