REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, menyantuni pelajar tidak mampu sebanyak 8.140 orang. "Yang kita santuni ini sebanyak 8.140 pelajar dengan besaran per orang Rp250 ribu rupiah," kata Ketua BAZNAS Kabupaten Indramayu, Moch Mudor di Indramayu, Rabu (26/9).
Menurutnya, penyaluran dilakukan dua tahap, pertama dilaksanakan Rabu (26/09), di halaman Kantor Kecamatan Kandanghaur yang meliputi eks Kawedanaan Losarang, Kadanghaur, dan Haurgeulis diperuntukan bagi 2.892 orang dengan nilai sebesar Rp723 juta.
Sementara pada tahap kedua, lanjut Mudor, akan dilaksanakan pada Kamis (27/9), di Pendopo Kabupaten Indramayu untuk 5.248 orang dengan jumlah sebesar Rp1,3 miliar. "Untuk total penyaluran zakat, infak dan sedakah (ZIS) kepada 8.140 orang tersebut senilai Rp2,035 miliar," ujarnya.
Dia menambahkan, BAZNAS Kabupaten Indramayu mencatat hasil perolehan ZIS sampai dengan 24 September 2018 berhasil terkumpul Rp34.723.655.403, terjadi kenaikan bila dibandingkan dengan perolehan tahun 2017 sebesar Rp6.524.698.897 atau 23.13 persen.
Sementara itu Wakil Bupati Indramayu, Supendi menjelaskan pengelolaan zakat adalah salah satu kewajiban umat Islam yang harus dikeluarkan oleh mereka yang telah memenuhi persyaratan. Zakat merupakan potensi besar umat islam untuk memberantas kemiskinan.
Khusus di lingkungan pendidikan, lanjut Supendi, jika zakat ini mampu dikelola dengan baik maka persoalan-perssoalan pendidikan terutama dari kalangan siswa tidak mampu bisa dapat teratasi dengan cepat. Sehingga dana ZIS yang didapat bisa langsung disalurkan dengan cepat.
"Manakala umat Islam sadar untuk mengeluarkan dan mempercayakan pengelolaan zakatnya kepada BAZNAS, saya yakin kemiskinan akan dapat teratasi," katanya.
"Karena kalau zakat dikelola dengan benar maka kesejahteraan umat Islam akan dapat terwujud. Meningkatnya jumlah setiap tahun hal ini karena kepercayaan terhadap BAZNAS semakin tinggi," lanjutnya