REPUBLIKA.CO.ID, NYON -- Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA) pada Kamis (27/9) akan melanjutkan pembahasan untuk kandidat tuan rumah Piala Eropa 2024. Sampai saat ini, dua negara yang terus bersaing mendapatkan kehormatan menjadi tuan rumah ialah Jerman dan Turki.
UEFA akan melakukan pemungutan suara untuk menentukan hasil akhir tuan rumah Piala Eropa 2024. Delegasi kedua negara sama-sama telah melakukan presentasi untuk meyakinkan para pemilik suara di UEFA.
"UEFA akan melakukan voting pada Kamis ini untuk menentukan tuan rumah Piala Eropa. Jerman dan Turki sama-sama terus berjuang," begitu laporan dari Sport 24.
Jerman favorit
Jerman menjadi kandidat kuat untuk jadi tuan rumah Piala Eropa. Negara tersebut pernah terbukti sukses menyelenggarakan Piala Dunia 2006 lalu.
Jerman belum pernah menjadi tuan rumah Piala Eropa sejak negara tersebut bersatu. Terakhir kali Jerman jadi tuan rumah di Piala Eropa pada 1988 lalu di Jerman Barat. Saat itu Jerman masih terbelah dua, Jerman Barat dan Jerman Timur.
Tuan rumah Piala Eropa harus mempresentasikan 10 stadion terbaik yang layak dipakai untuk Piala Eropa 2024. Jerman unggul dalam hal itu karena kualitas stadion yang ada di Bundesliga Jerman lebih memadai ketimbang stadion yang ada di Liga Super Turki.
Potensi penonton yang dapat disedot Jerman di Piala Eropa 2024 mencapai 2,78 juta. Unggul sebanyak 290 ribu penonton dari perkiraan penonton yang akan datang ke Turki.
Jumlah perkiraan penonton ini jadi faktor penting untuk menguatkan masing-masing negara. Presiden UEFA Aleksander Ceferin secara tegas pernah mengatakan tuan rumah Piala Eropa harus menghasilkan uang sebanyak mungkin. Turki pun sebenarya juga punya kekuatan dengan data fanbase sepak bola yang cukup banyak menyaingi Jerman. "Kami akan memercayakan tuan rumah Piala Eropa kepada negara yang bisa menghasilkan uang sebanyak mungkin dari penyelenggaraan ini," kata Ceferin.
Turki tersandung nama Erdogan
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menjadi tokoh yang menarik perhatian dunia dalam beberapa tahun terakhir. Presiden yang sudah menjabat sejak 2014 itu selalu bertentangan dengan negara-negara Barat akibat kebijakan internasional yang ia ambil.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan
Erdogan membuat Turki dalam ancaman negara-negara Barat sehingga keamanan nasional negara tersebut diragukan untuk jadi tuan rumah Piala Eropa. Kekhawatiran terhadap keamanan Turki ini bisa melemahkan minat penonton untuk berkunjung ke negara yang terletak di antara Benua Asia dan Eropa itu.
Tapi Wakil Ketua Federasi Sepak Bola Turki Servet Yardimci tetap yakin negaranya akan dipercaya menjadi penyelenggara Piala Eropa 2024.
"Sudah saatnya Turki jadi tuan rumah acara besar. Negara ini sudah empat kali ditolak. Sekarang kami sangat siap," ucap Yardimci, dikutip dari AFP.
Yardimci yakin keamanan nasional negaranya tidak akan jadi masalah. Pemerintah Turki, kata dia, akan membuat penandatanganan perjanjian tentang kasus hak asasi manusia (HAM) di negara tersebut. Kasus HAM ramai di Turki sejak adanya percobaan kudeta terhadap Erdogan beberapa tahun lalu.
Yardimci tidak mau persoalan politik internasional jadi penghalang hak negaranya menjadi tuan rumah Piala Eropa. Turki, lanjut dia, sudah serius membenahi infrastruktur sepak bola selama 15 tahun terakhir.
Yardimci meyakinkan UEFA dengan berkaca kepada Piala Dunia 2018 di Rusia. Rusia yang juga jadi perhatian isu miring tingkat global terbukti bisa menyelenggarakan Piala Dunia dengan aman. Tak sedikit yang bergumen kalau Piala Dunia Rusia sebagai penyelenggaraan Piala Dunia terbaik sepanjang masa.