Kamis 04 Oct 2018 19:22 WIB

Santri Al-Hikam Praktik Penashihan Alquran

Kementerian Agama membutuhkan tenaga baru untuk membantu penashihan Alquran.

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Ani Nursalikah
Penashihan Alquran/Ilustrasi
Foto: Republika/ Wihdan
Penashihan Alquran/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Puluhan Mahasiswa Sekolah Tinggi Kulliyatul Qur'an (STKQ) Al-Hikam menjalani praktik penashihan (mengoreksi kesalahan) Alquran. Kegiatan tersebut merupakan rangkaian akhir dari Pembinaan Pentashihan Mushaf Alquran.

"Setelah mendapatkan beragam materi, sebagai materi terakhir mereka praktik penashihan Alquran secara langsung. Latar belakang mereka adalah para santri huffadz (penghafal Alquran 30 juz), jadi sudah tidak asing dengan bacaan yang tidak sama dan bisa langsung menemukan kesalahannya. Hafalan juga menjadi bekal penashihan," ujar Kepala Seksi Pentashihan Alquran Kementerian Agama Tuti Nurhayati di Auditorium STKQ Al-Hikam, Kukusan, Beji, Depok, Kamis (4/10).

Tuti menuturkan, dalam praktiknya para peserta diberi naskah berbeda, yaitu yang asli sedang ditashih dan naskah yang sengaja dibuat kesalahan.

Praktik tersebut mengajarkan bagaimana melatih, mengoreksi, dan cara pembetulannya. "Dalam praktik itu juga para peserta diberikan kesempatan mempresentasikan hasil penashihannya," ucapnya.