Senin 08 Oct 2018 17:03 WIB

Luhut: Pertemuan IMF-WB Bukan Ajang Pesta Pora

Indonesia tidak mencari utang dalam pertemuan IMF-WB.

Red: Nur Aini
Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan (kedua kiri) bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani (kanan) meninjau Pavilion Indonesia saat inspeksi kesiapan pertemuan IMF-Bank Dunia di Nusa Dua, Minggu (7/10). Pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia di Bali merupakan pertemuan terbesar yang akan berlangsung 8 - 14 Oktober 2018 dengan diikuti 189 negara dan dihadiri sejumlah kepala negara.
Foto: Nyoman Budhiana/Antara
Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan (kedua kiri) bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani (kanan) meninjau Pavilion Indonesia saat inspeksi kesiapan pertemuan IMF-Bank Dunia di Nusa Dua, Minggu (7/10). Pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia di Bali merupakan pertemuan terbesar yang akan berlangsung 8 - 14 Oktober 2018 dengan diikuti 189 negara dan dihadiri sejumlah kepala negara.

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK -- Menteri Koordinator (Menko) Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menegaskan pertemuan tahunan IMF-World Bank (WB)/Bank Dunia bukan ajang pesta pora. Akan tetapi, pertemuan itu dalam rangka membahas persoalan ekonomi dunia yang bermanfaat untuk Indonesia.

"Jadi jangan kira pertemuan IMF-Bank Dunia seperti pesta pora, tidak ada itu. Pertemuan itu bicara menyangkut masalah ekonomi dunia, pendidikan, human capital dan lainnya," kata Menko Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan, ketika meninjau korban gempa bumi di Desa Guntur Macan, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat, Senin (8/10).

Luhut juga menegaskan bahwa pertemuan IMF-Bank Dunia tidak dimanfaatkan untuk mencari utang karena Indonesia masih negara yang berdaulat. "Tidak ada urusannya bahwa kita cari utang kemana-mana. Tidak ada urusan dengan itu. Kita betul-betul negara berdaulat," ujarnya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani, kata dia, juga akan memanfaatkan momen pertemuan lembaga keuangan dunia yang dihadiri puluhan ribu orang dari berbagai negara tersebut untuk menyampaikan ide bagaimana mengasuransikan bencana. Model tersebut akan dibawa dalam pertemuan IMF-Bank Dunia dan kemudian dibawa menjadi masalah dunia. Sebab, gempa bukan hanya di Indonesia, tapi ada di berbagai negara, seperti Cile dan Jepang.

"Jadi bencana gempa bumi juga menjadi masalah global yang kita pelajari bersama," ucap Luhut memberikan penegasan di hadapan Gubernur NTB H Zulkielimansyah, dan Bupati Lombok Barat H Fauzan Khalid, yang hadir dalam kesempatan tersebut.

Menurut Luhut, para peserta pertemuan IMF-Bank Dunia juga menyampaikan rasa prihatin atas bencana gempa bumi yang melanda warga NTB. Rasa keprihatinan tersebut ditunjukkan dengan meninjau kondisi para korban sekaligus menyalurkan bantuan.

"Minggu lalu kami sudah ke Palu juga membantu dan menunjukkan simpati dan sekarang kami di Lombok. Jadi jangan kira IMF-Bank Dunia seperti pesta pora," ucap Luhut.

Dalam kesempatan itu, Luhut juga memaparkan rencana pemerintah tentang pembuatan pusat logistik penanganan gempa di beberapa provinsi yang relatif aman dari gempa bumi. Misalnya, Medan, Bangka Belitung, Surabaya, Kalimantan, Makassar, dan Papua.

Logistik utama yang akan ditempatkan, kata dia, adalah alat berat. Pasalnya, alat berat menjadi suatu kunci untuk mempercepat penanganan bencana, sehingga logistik lainnya bisa tersalurkan dengan cepat.

"Selain alat berat, juga akan disimpan logistik lainnya, seperti sarana air bersih, kesehatan, kapal angkut, sehingga barang-barang bisa sampai ditempat bencana dengan cepat," katanya.

Baca: Sri Mulyani: RI Jadi Tuan Rumah IMF-WB Bukan untuk Berutang

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement