REPUBLIKA.CO.ID, DONGGALA -- Yayasan Baitul Maal (YBM) PLN menghadirkan Ustaz Fadlan Rabbani Garamatan untuk mengobati rasa trauma yang dirasakan oleh para pengungsi di Dusun Wombo Kalonggo, Tanantovea, Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng). Ia berpesan kepada warga untuk tidak boleh lagi merasa takut dan harus bangkit dari bencana yang melanda beberapa waktu lalu.
"Dalam rangka menghibur dan menguatkan hati saudara-saudara yang ada di tempat ini, yang tertimpa musibah, supaya mereka tidak ketakutan, tidak merasa sedih, tidak merasa dihukum oleh Allah SWT, tidak merasa disiksa oleh Allah," ungkap Fadlan di posko pengungsian tersebut, Sabtu (13/10).
Agar para pengungsi tidak merasa seperti apa yang ia katakan itu, Fadlan menyampaikan kepada mereka, kejadian yang memilukan beberapa waktu lalu adalah cara Allah SWT untuk menghibur mereka. Juga sebagai cara agar sebagai manusia menjaga hubungan dengan sesama manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan Allah SWT.
Ia juga berpesan kepada masyarakat di sana, bencana yang lalu merupakan cara Allah SWT untuk menyatukan sesama manusia. Cara-Nya untuk mengingatkan kita untuk membangun bangsa, jiwa, dan raga untuk menuju perubahan ke arah yang lebih baik.
"Saya kira ini ide yang sangat luar biasa. Prakarsa yang sangat sempurna dalam rangka menghibur saudara-saudara kita selain melakukan kesolehan sosial melalui dapur umum," terang dia.
Terlebih, lanjut dia, YBM PLN juga turut menghibur para pengungsi di lokasi tersebut melalui keimanan setelah beberapa hari lalu anak-anak para pengungsi juga dihibur dengan dongeng. Menurut dia, berbagai cara harus dilakukan dalam rangka memulihkan mental para pengungsi.
"Agar mereka tidak boleh sedih lama-lama, tidak boleh ketakutan. Tapi mereka kembali bangkit jadi anak bangsa yang mendapat rahmat dari Allah SWT," tuturnya.