Jumat 19 Oct 2018 23:29 WIB

Praktisi: Startup Butuh Inkubator untuk Berkembang

Selain pendanaan nilai penting dari kehadiran inkubator adalah jaringan

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pengembang aplikasi melayani kunjungan pegiat UMKM saat peluncuran platform startupberbagi.com di Mandiri Inkubator Bisnis, Jakarta, Jumat (16/12).
Foto: Republika/ Wihdan
Pengembang aplikasi melayani kunjungan pegiat UMKM saat peluncuran platform startupberbagi.com di Mandiri Inkubator Bisnis, Jakarta, Jumat (16/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah institusi berlomba membuat wadah (inkubator) untuk mendorong pertumbuhan ekosistem usaha rintisan di Indonesia, salah satunya melalui program BE-X milik Bekraf. Program inkubasi, menurut Senior Innovation Management PT Telkom Indonesia, Dinoor Susatijo, sangat disarankan bagi startup untuk diikuti.

"Wajib sih tidak, tapi disarankan karena memang banyak sekali manfaat yang ditawarkan di situ, seperti product development," ujar Dinoor dalam peluncuran program inkubator startup Bekraf, BE-X, di Jakarta, Jumat (19/10).

Sejumlah inkubator banyak yang lahir di lingkungan kampus, beberapa di antaranya Sinisbis UI milik Universitas Indonesia, Skystar Ventures milik Universitas Multimedia Nusantara dan Binus Startup Accelerator milik Universitas Bina Nusantara.

Selain mentoring, funding atau pendanaan, menurut Dinoor juga menjadi nilai lebih jika startup bergabung dalam program inkubator."Yang lebih penting ada networking, karena inkubator punya koneksi ke investor lain. Ini sesuatu yang tidak terlihat tapi terasa manfaatnya," kata dia.

Untuk dapat bertahan, investasi tidak cukup, Dinoor menekankan bahwa fase awal startup sangat penting, salah satunya adalah customer validation. "Kadang-kadang mereka (startup) ingin cepat dan tidak jujur melakukan customer validation, tipe customer yang perlu divalidasi adalah merekan yang suka mencoba produk baru, early adaptor," ujar Dinoor.

Lebih dari itu, Dinoor mengatakan bahwa startup harus menjawab problem masyarakat. "Kalau validation berdasarkan yang kita buat, salah, carilah problem dari customer," kata dia.

Sementara itu, VP Engineering Tokopedia, Aswin Tanu Utomo, yang sebelumnya juga memiliki startup, berpesan agar founder startup tidak takut gagal untuk dapat mengembangkan startup.

"It's okay to fail, itu bagian dari resiko. Orang-orang yang terlibat dalam pembangunan startup harus jujur dan mereka yang bisa mengeksekusi," ujar Aswin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement