Selasa 23 Oct 2018 17:12 WIB

Pengusaha Muslim Diminta Bersatu Majukan Dunia Islam

Kemajuan teknologi dan inovasi menjadi tantangan kemajuan perdagangan.

Rep: Rizki Jaramaya/ Red: Agung Sasongko
Pengusaha Muslim/Ilustrasi
Foto: Blogspot.com
Pengusaha Muslim/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla meminta para pengusaha Islam untuk bersatu memajukan bangsa dan dunia Islam. Hal ini disampaikannya ketika membuka sidang tahunan ke-60 Islamic Chamber of Commerce Industry and Agriculture (ICCIA).

Dalam pidatonya, Jusuf Kalla mengatakan, kerja sama tersebut perlu dibangun di tengah permasalahan perang dagang. Selain itu, negara-negara Islam juga tengah mengalami konflik internal maupun eksternal. Dengan demikian, solidaritas pengusaha Islam harus dibangun untuk memajukan perekonomian dan perdagangan. 

"Kita menyadari bahwa dalam perdagangan aspek keagamaan tidak banyak dipakai, namun kita butuhkan solidaritas dalam bidang keagamaan Islam antar pengusaha bersatu untuk memajukannya," kata Jusuf Kalla, Selasa (23/10).

Jusuf Kalla menjelaskan, kemajuan teknologi dan inovasi menjadi tantangan dalam kemajuan perdagangan di masa depan. Namun, setiap negara Islam memiliki tingkat kemajuan yang berbeda-beda.

Ada negara yang mempunyai kemampuan industri, ada pula negara yang mempunyai kekurangan sumber daya alam dan teknologi. Oleh karena itu, kerja sama antar pengusaha di negara-negara Islam perlu didorong agar mencapai kemajuan bersama.

"Karena itu penting untuk bagaimana kerja sama bidang riset dan teknologi, tanpa riset dan teknologi kita ketinggalan dengan negara-negara besar," ujar Jusuf Kalla.

Jusuf Kalla menambahkan, konsep-konsep ekonomi Islam saat ini sudah dijalankan secara global, misalnya melalui perbankan syariah. Jusuf Kalla menyebut, pertumbuhan bank syariah justru lebih maju di negara-negara yang mayoritas non muslim. Hal ini menunjukkan adanya pencapaian kemajuan ekonomi Islam secara global.

Sidang tahunan ICCIA diselenggarakan tanggal 22 hingga 23 Oktober 2018 di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan Jakarta. Acara tersebut mengatur pertemuan business to business (B2B) antara pengusaha Indonesia dengan pengusaha negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).

Kegiatan ini berpotensi meningkatkan ekspor Indonesia sebesar 10 persen dalam beberapa tahun ke depan atau dua kali lipat dari tahun ini, yang baru mencapai 5 persen. Adapun total nilai ekspor mencapai 23 miliar dolar AS ke negara-negara OKI.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement