REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Cendekiawan Muslim, Prof Din Syamsuddin hadir dalam Sidang Kelompok Visi Strategis Rusia-Dunia Islam di Kuala Lumpur, Malaysia, baru-baru ini. Dalam kesempatan itu, ketua umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah periode 2005-2015 tersebut menyoroti kerusakan akumulatif yang dirasakan dunia global saat ini.
Menurut Din, dunia kini memerlukan sistem baru yang lebih baik daripada liberalisme dan kapitalisme Barat. Dalam hal ini, lanjut dia, kolaborasi antara Dunia Islam dan Federasi Rusia dapat menjadi alternatif penciptaan ekosistem global.
"Sistem yang berlaku saat ini mengarahkan peradaban dunia selama hampir satu abad, bertumpu pada humanisme sekuler yang abai terhadap nilai-nilai etika keagamaan," ujar Din Syamsuddin di hadapan para peserta forum internasional tersebut, seperti dikutip Republika dari keterangan tertulis, Kamis (12/12/2024).
"Maka dari itu, sistem alternatif haruslah bersifat teosentris, yakni berbasis pada nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan yang adil dan beradab, demi adanya keadilan sosial bagi semua," sambung dia.
Dalam pemaparannya, guru besar ilmu politik Islam global FISIP UIN Syarif Hidayatullah itu menekankan, liberalisme dan kapitalisme Barat telah membawa ekosistem global ke arah kerusakan serius. Bahkan, keduanya menutup peluang-peluang lahirnya perdamaian yang langgeng dalam berbagai bentuk. Dua paham itu juga menampilkan dehumanisasi dan demoralisasi, serta membawa umat manusia ke titik nadir dari kemanusiaan.