Kamis 12 Dec 2024 17:17 WIB

Di Malaysia, Din Bicara Perlunya Kolaborasi Dunia Islam-Rusia

Kolaborasi Dunia Islam dan Rusia dinilai bisa jadi alternatif.

Prof Din Syamsuddin (kiri) bersama Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 11 Desember 2024.
Foto: ist
Prof Din Syamsuddin (kiri) bersama Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 11 Desember 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Cendekiawan Muslim, Prof Din Syamsuddin hadir dalam Sidang Kelompok Visi Strategis Rusia-Dunia Islam di Kuala Lumpur, Malaysia, baru-baru ini. Dalam kesempatan itu, ketua umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah periode 2005-2015 tersebut menyoroti kerusakan akumulatif yang dirasakan dunia global saat ini.

Menurut Din, dunia kini memerlukan sistem baru yang lebih baik daripada liberalisme dan kapitalisme Barat. Dalam hal ini, lanjut dia, kolaborasi antara Dunia Islam dan Federasi Rusia dapat menjadi alternatif penciptaan ekosistem global.

Baca Juga

"Sistem yang berlaku saat ini mengarahkan peradaban dunia selama hampir satu abad, bertumpu pada humanisme sekuler yang abai terhadap nilai-nilai etika keagamaan," ujar Din Syamsuddin di hadapan para peserta forum internasional tersebut, seperti dikutip Republika dari keterangan tertulis, Kamis (12/12/2024).

"Maka dari itu, sistem alternatif haruslah bersifat teosentris, yakni berbasis pada nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan yang adil dan beradab, demi adanya keadilan sosial bagi semua," sambung dia.

Dalam pemaparannya, guru besar ilmu politik Islam global FISIP UIN Syarif Hidayatullah itu menekankan, liberalisme dan kapitalisme Barat telah membawa ekosistem global ke arah kerusakan serius. Bahkan, keduanya menutup peluang-peluang lahirnya perdamaian yang langgeng dalam berbagai bentuk. Dua paham itu juga menampilkan dehumanisasi dan demoralisasi, serta membawa umat manusia ke titik nadir dari kemanusiaan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement