Jumat 26 Oct 2018 18:00 WIB

Jangan Berputus Asa dari Rahmat Allah

Allah memberikan jaminan kepada seluruh umatnya untuk tidak pernah berputus asa.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Agung Sasongko
Mengingat Allah Ilustrasi.
Foto: ANTARA FOTO/Jojon
Mengingat Allah Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi)." (QS az-Zumar: 53- 54).

Dalam dua ayat Alquran ini, Allah memberikan jaminan kepada seluruh umatnya untuk tidak pernah berputus asa dari rahmat- Nya. Ayat ini membawa kabar gembira bahwa Allah akan mengampuni setiap dosa hamba- Nya baik yang besar maupun kecil. Asalkan ia mau bertobat dan kembali kepada-Nya.

Ustaz Banu Muhammad, pengisi kajian di Masjid Universitas Indonesia (UI) Depok, belum lama ini, mencontohkan sebuah kisah sahabat Nabi, yaitu Abu Mihjan. Seorang jagoan di medan perang, tetapi memiliki kecanduan untuk meminum khamar. Di beberapa riwayat bahkan menceritakan Abu Mihjan ini lebih dari empat kali terkena hukuman cambuk 40 jilid akibat kecanduannya ini.

Berulang kali ia ingin berhenti dan bertobat, tetapi berkali-kali ia terjerumus dalam masalah yang sama. Hingga akhirnya pada suatu waktu pecahlah Perang Qaadisiyyah, sementara ia dalam kondisi mabuk dan masih belum sadar sepenuhnya. Singkat cerita, Abu Mihjan tetap dibawa oleh panglima perang saat itu, Sa'd Maalik Abi Waqqaash radhiyal- lahu 'anhu, ke medan perang dalam keadaan terikat.

Setelahnya, karena merasa menyesal akibat kebiasaannya meminum khamar dan mendapati ada perang hebat saat ia tidak sepenuhnya sadar, Abu Mihjan pun bertaubat dan menghentikan kebiasaannya minum khamar selama-lamanya.

"Dari kisah ini, yang bisa dipetik adalah selevel sahabat Nabi pun, tidak mudah untuk keluar dari kebiasaan buruk. Tidak mudah menghentikan kebiasaan itu, namun kita juga jangan berputus asa untuk bertobat dan memohon ridha Allah SWT. Allah akan menyediakan pintu bagi orang-orang yang istiqamah,"ujar Ustaz Banu kepada para jamaah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement