REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Pemain belakang Korea Selatan, Jang Hyun-soo, mendapat hukuman larangan main dalam tim sepak bola nasional seumur hidup dan denda 30 juta won atau senilai 28.448 dolar AS. Jang terbukti memberikan data yang salah terkait pembebasan wajib militernya.
Di Negeri Ginseng tersebut, semua pria yang tidak cacat itu wajib mengikut wajib militer selama hampir dua tahun. Kebijakan wajib militer diambil sebagai bagian dari langkah negara tersebut untuk antisipasi perang dengan Korut.
Pengecualian berlaku bagi atlet yang meraih medali pada Olimpiade atau medali emas pada Asian Games. Sebagai bagian dari persyaratan pembebasan wajib militer, atlet tersebut harus menjalani pelatihan dasar militer selama empat pekan. Mereka juga harus melakukan tugas pelayanan masyarakat selama lebih dari 500 jam dalam kurun waktu tiga tahun.
Jang, yang sudah memperkuat tim nasional 58 kali dan masuk dalam tim yang meraih medali emas Asian Games 2014, mengaku telah memberikan catatan data yang salah terkait jumlah jam dari tugas layanan masyarakat yang sudah dijalaninya. Pada Kamis (31/10), Persatuan Sepak Bola Korea Selatan (KFA) menggelar pertemuan untuk memutuskan hukuman bagi pemain berusia 27 tahun yang juga tampil tiga laga timnas pada Piala Dunia 2018 itu.
''Jang secara permanen tidak boleh bermain untuk tim nasional. Dia juga didenda 30 juta won,'' kata jurubicara KFA, Kamis. Sebagai tambahan sanksi, Kementerian Olahraga Korsel memberikan tambahan tugas wajib militer selama lima hari.
Suh Chang-hee, ketua komite disiplin KFA, mengatakan bahwa KFA memutuskan sanksi tersebut karena menilai Jang tidak layak lagi untuk terus memperkuat tim nasional. "Untuk denda 30 juta won, itu adalah keputusan yang didasarkan karena Jang merusak reputasi tim nasional," kata Suh.
KFA menetapkan sanksi tegas harus diberikan untuk mencegah terulangnya kasus serupa di masa depan. Sementara Jang, yang bakal absen pada Piala Asia 2019, meminta maaf atas kesalahannya.
''Saya menerima sanksi KFA dan menerima kritik dari publik atas kegagalan memenuhi harapan publik,'' kata Jang melalui laman resmi KFA. ''Saya minta maaf atas kesalahan besar yang saya buat.''
Pembebasan wajib militer menjadi perhatian dalam beberapa bulan terakhir. Insentif tersebut diperkenalkan pada 1970-an sebagai upaya Korsel meningkatkan kekuatan olahraganya di tingkat dunia.
Namun, kebijakan itu juga mendapat kritik. Sejumlah kalangan menyerukan agar pembebasan wajib militer itu dihapus karena menimbulkan pertanyaan soal keadilan di masyarakat.
Striker Tottenham Hotspur, Son Heung-min, adalah atlet top terbaru yang memperoleh pembebasan wajib militer. Ia mendapatkannya setelah ikut mengantar timnas Korsel meraih medali emas Asian Games 2018 pada September lalu.