REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesian Crude Price (ICP) atau Harga Minyak Mentah Indonesia pada bulan Oktober 2018 mengalami peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya. ICP Oktober 2018 mencapai 77,56 dolar AS per barel atau naik sebesar 2,68 dolar AS per barel dari ICP September 2018 yang mencapai 74,88 dolar AS per barel.
Tim Harga Minyak Indonesia melaporkan, kenaikan juga dialami ICP SLC (Sumatran Light Crude) pada bulan Oktober 2018, mengalami kenaikan sebesar 2,71 dolar AS per barel, dari 75,38 dolar AS per barel pada bulan September 2018 menjadi 78,09 dolar AS per barel.
Peningkatan harga minyak mentah utama di pasar internasional salah satunya disebabkan laporan International Energy Agency (IEA) bulan Oktober 2018 yang menyebutkan terjadinya penurunan produksi minyak dunia sebesar 40 ribu barel per hari menjadi 100,30 juta barel per hari dibandingkan bulan sebelumnya yang dipengaruhi oleh penurunan produksi dari negara-negara non-OPEC.
Berdasarkan laporan Energy Information Administration (EIA), stok gasoline dan produksi minyak mentah Amerika Serikat (AS) pada bulan Oktober 2018 juga lebih rendah dibandingkan stok distillate, stok gasoline dan produksi minyak mentah AS pada akhir bulan September 2018.
Dari sisi geopolitik, kekhawatiran pasar atas rencana implementasi sanksi AS kepada Iran pada 4 November 2018 turut mempengaruhi naiknya harga minyak mentah. Analisa Platts memperkirakan ekspor minyak mentah dan kondensat Iran pada bulan Oktober 2018 turun sebesar 1,81 juta barel per hari, juga menjadi penyebab kenaikan harga minyak internasional.
Selanjutnya, sentimen positif pasar atas kesepakatan antara AS, Kanada dan Meksiko pada North American Free Trade Agreement (NAFTA) yang diperkirakan berpotensi meningkatkan permintaan minyak serta badai Michael yang mempengaruhi penurunan produksi minyak AS di bulan Oktober 2018, menaikkan harga minyak mentah pada Oktober 2018.
Untuk kawasan Asia Pasifik, peningkatan harga minyak mentah dipengaruhi tingkat permintaan Cina meningkat yang dipengaruhi oleh potensi penimbunan stok menjelang musim dingin dan tingginya pengeluaran atas projek pembangunan infrastruktur untuk menstimulasi perekonomian.