Kamis 08 Nov 2018 19:25 WIB

Hingga September Investasi Hulu Migas 8,76 Miliar Dolar AS

Catatan investasi ini dilihat dari tahun ke tahun mengalami penurunan.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolanda
Ilustrasi Kilang Minyak
Foto: Foto : MgRol112
Ilustrasi Kilang Minyak

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- SKK Migas mencatat investasi di hulu migas hingga September 2018 ini hanya 8,76 miliar dolar AS. Padahal investasi tahun ini ditargetkan mencapai 14,2 miliar dolar AS.

Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi menjelaskan realisasi investasi ini terdiri atas investasi untuk pengeboran sebesar 18 juta dolar AS. Lalu untuk pengembangan lapangan migas sebesar 212 juta dolar AS dan untuk realiasi kerja ulang sebesar 428 juta dolar AS. Namun, Amien optimistis hingga akhir tahun investasi hulu migas bisa mencapai 11,2 miliar dolar AS.

Sayangnya, catatan investasi ini kalau dilihat dari tahun ke tahun memang mengalami penurunan. Tercatat pada 2017 realisasi investasi hulu migas hanya mencapai 10,27 miliar dolar AS sedangkan tahun 2016 sebesar 11,6 miliar dolar AS. Investasi tertinggi terjadi pada tahun 2015 dimana investasi hulu migas mencapai 15,33 miliar dolar AS.

Ada beberapa hal yang menyebabkan investasi di sektor hulu migas memang mengalami penurunan. Pertama, penyebab investor enggan mengeluarkan dananya untuk investasi di Indonesia salah satunya adalah tingkat pengembaliannya atau Internal Rate of Return (IRR).

"Kedua, faktor kepastian (certainty). Investor membutuhkan kepastian hukum seperti regulasi, ini karena investor membutuhan kepastian hukum sebelum berinvestasi," ujar Amien, Kamis (8/11).

Namun, yang terpenting menurut Amien alasan kuat para investor belum bisa menanamkan modalnya di sektor hulu migas karena tidak adanya lapangan baru yang bisa menarik perhatian para investor. Padahal penemuan cadangan ini bisa mendongkrak investasi karena akan mendorong pembangunan fasilitas produksi.

"Penemuan cadangan migas besar saat ini hanya Banyu Urip di Cepu Jawa Timur, dan Jangkrik di Blok Muara Bakau di Kalimantan Timur," ujar Amien.

Meski begitu, Amien menargetkan tahun depan investasi migas akan membaik. Ini karena ada komitmen kerja pasti dari kontraktor yang mendapatkan blok migas terminasi. Salah satunya adalah Pertamina di Blok Jambi Merang. Blok ini habis 2019 mendatang, total komitmen kerja pastinya 239,3 juta dolar AS atau sekitar Rp 3,3 triliun.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement