REPUBLIKA.CO.ID, PORT ELIZABETH--Arsitek Belanda, Bert van Marwijk, menegaskan tidak akan ada sajian sepak bola indah saat timnya berhadapan dengan Brasil di perempat final Piala Dunia 2010 di Stadion Nelson Mandela Bay, Port Elizabeth, Jumat (2/7). Salah besar bila berharap kedua tim menyajikan sepak bola indah yang pernah menjadi ciri khas Brasil dan Belanda.
Brasil pernah identik dengan sepakbola khas 'Samba' yang begitu indah. Sementara, Belanda kerap disebut sebagai 'Brasil Eropa' terutama saat memunculkan 'total football'. Dengan formasi ini, posisi pemain tak lagi permanen. Pemai belakang bisa berubah menjadi posisi penyerang dalam sekejap. Hal sebaliknya bisa pula terjadi. Pemain sayap kanan pun saling bergantian menemati sayap kiri.
"Tidak ada lagi total football. Itu sudah menjadi masa lalu. Bila Anda bermain seperti itu lagi, Anda sulit untuk memenangi Piala Dunia," ujar Van Marwijk.
Total football Belanda, kata Marwijk, muncul pada 1974 silam. Skuad 'Oranye' bermain dengan sangat indah selama 20 atau 30 tahun. ''Itulah total football. Saya juga ingat dengan sepak bola Samba. Tapi sepak bola sudah sangat berubah. Pemain juga lebih fit dan mementingkan organisasi permainan," jelasnya.
Meski demikian, Van Marwijk tetap merasa perlu untuk meminta maaf karena meninggalkan filosofi sepakbola menyerang. Pasalnya, ia telah mengubah tim 'Oranje' menjadi lebih pragmatis.
"Saya mengawali tugas sebagai pelatih, saya hanya ingin mengajarkan kepada tim bagaimana bertahan dengan baik," jawab Van Marwijk yang sempat mengritik timnas Belanda di Piala Eropa 2008 yang dinilai 'terlalu banyak membuang peluang'.