REPUBLIKA.CO.ID, GNIEWINO- Tidak puas dengan kontribusinya membantu Spanyol merebut Piala Dunia pada 2010 dengan golnya di pertandingan final, Andres Iniesta sekali lagi akan membuktikan kelasnya bagi sang juara bertahan, Spanyol, di Piala Eropa 2012.
Ia mungkin belum mencetak gol sampai saat ini - toh, tugas tersebut telah diambil alih oleh Fernando Torres, Cesc Fabregas, dan David Silva.
Namun motor permainan Barcelona ini biasanya menjadi pemimpin serangan, ketika Spanyol sedang berada di bawah arahan 'sang pemimpin orkestra' seperti yang disebutkan oleh pelatih Irlandia berkewarganegaraan Italia, Giovanni Trapattoni.
Setelah dua putaran pertandingan fase grup Kejuaraan Eropa, sebagian pengamat akan menempatkan Iniesta, serta beberapa pemain lain seperti Mario Gomez dan Mesut Ozil sebagai kandidat pemain terbaik di turnamen ini, meski perbandingan ini masih teramat dini.
Meski Spanyol tidak memperlihatkan permainan terbaiknya saat melawan Italia pada pertandingan pertama yang berakhir imbang, namun Iniesta, bersama dengan partner 'tiki-taka'nya Xavi Hernandez, mampu membawa Spanyol kembali memperlihatkan permainan khasnya pada babak kedua, setelah mengalami kebuntuan di babak pertama.
Kemudian ketika mereka menaklukkan Irlandia 4-0, Iniesta kerap mengecoh Glenn Whelan lewat dribel kencangnya dan beberapa kali melakukan trik.
Energi tak terbatas Iniesta membuat pemain 28 tahun ini tidak tumpul meski mengalami musim mengecewakan di Barcelona, yang hanya mampu meraih gelar hiburan, Piala Raja, pada musim lalu.
Walaupun tidak diucapkan olehnya, Iniesta memberikan impresi terhadap keinginan untuk menggunakan kegagalan Barca mengalahkan Real Madrid di kandang dan Bayern Muenchen di semifinal Liga Champions untuk membakar semangatnya. Iniesta bertekad menggunakan rasa frustasi tersebut sebagai alasan tambahan untuk meraih kesuksesan di Polandia-Ukraina.
"Saya merasa diriku menikmati bentuk tambalan yang ideal saat ini," tegasnya mengenai turnamen ini.
Iniesta menolak sebutan pemimpin yang ditujukan kepada dirinya - ia merasa dirinya hanya bagian kecil dalam mesin perubahan arah permainan.
"Saya selalu mencoba untuk memainkan peranku di tim ini - namun saya tidak merasa diriku merupakan seorang pemimpin - saya merasa nyaman pada posisiku," ucapnya dengan rendah hati.
Menghadapi Kroasia pada Senin, Xavi dan Silva akan sekali lagi bekerja sama, di saat Spanyol mencari kemenangan yang akan mengonfirmasi posisi juara Grup C.
Itu artinya mereka kemungkinan akan bertemu Inggris di perempat final - atau mungkin Prancis.
Hasil imbang juga akan membawa Spanyol ke babak delapan besar, namun mentalitas kemenangan mereka membuat Spanyol telah menyingkirkan kemungkinan tersebut - kendati jika hasil imbang didapat Spanyol, maka kubu Italia akan menjadi korban tereliminasi.
Dengan Iniesta dan rekan-rekannya berada dalam bentuk permainan seperti ini, maka hasil imbang akan menjadi hasil yang sukar didapat kubu Kroasia.