REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- CEO PSIS Yoyok Sukawi menuturkan, timnya merasa dirugikan atas isu match fixing yang menimpa Persib Bandung. Meski tidak terbukti, dia menyebut hal tersebut membuat motivasi pemainnya turun.
Dia menilai, semangat para pemain PSIS tinggi untuk bisa menang karena status Persib sebagai tim besar. Apalagi, PSIS juga butuh poin untuk berjuang lepas dari degradasi.
"Lawan Persib memang memiliki nilai tersendiri. Kami tim lemah tapi mampu kalahkan tim besar," kata Yoyok saat dihubungi Republika.co.id, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, jika ada pihak yang menuduh PSIS menyuap Persib membuat pemainnya sakit hati. Padahal Yoyok mengapresiasi kerja keras pemain dalam menghadapi Persib. Hasilnya, PSIS menaklukan Persib dengan skor 3-0.
"Bonus saja kami lipatkan, lalu semangat kami lipatkan untuk pemain agar kita bisa mengimbangi Persib. Kasihan anak-anak sudah latihan keras dituduh match fixing, dua kali lipat lebih berat dari biasanya," paparnya.
Dia mengakui pasti akan ada yang berbeda dari timnya jika menggunakan cara licik seperti itu. Tapi nyatanya, perjuangan PSIS untuk memenangkan pertandingan tidak mudah.
"Itu tuduhan yang menyakitkan, jadi menjatuhkan motivasi, sudah kerja keras, malah sakit hati dan merasa tidak dihargai," paparnya.
Namun dia tahu pendukung sepak bola sudah bisa melihat apa yang terjadi. Dia menilai, orang-orang yang membuat isu pihak yang ingin memperburuk situasi sepak bola nasional.
"Orang-orang ini juga ingin menurunkan citra Persib, PSIS dan PSMS, tapi kenyataannya masyarakat bisa menilai sendiri dan mereka jelas mengada-ada," kata Yoyok.
Yoyok mengakui tidak akan tinggal diam jika ada pelaku pasti tuduhan match fixing tersebut. Karena bukan hanya PSMS Medan yang dirugikan, tapi juga PSIS.
"Kalau ada yang nuduh jelas bisa kita tuntut, kalau hanya simpang siur dan kabar media sosial ya tidak bisa. Apalagi banyak tim yang punya kepentingan ingin jadi juara dan ingin lolos dari zona degradasi. Pasti dia akan memanfaatkan berbagai macam cara," tegas Yoyok.