REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Yoyok Sukawi mengaku prihatin dengan hasil tim nasional Indonesia di Piala AFF 2018. Indonesia harus gugur lebih cepat saat fase grup belum usai. Menurutnya, masyarakat Indonesia sangat mengharapkan timnas tampil lebih baik dari sebelumnya.
"Semua pengurus PSSI prihatin, kami merasa terpukul. Kami akan melakukan evaluasi segera. Tentu saja dengan kegagalan ini akan kami evaluasi menyeluruh. Bukan cuma pelatih, melainkan juga kebijakan terkait timnas, manajemen, ofisial, itu akan kami bicarakan," kata Yoyok, saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (22/11).
Kegagalan tersebut juga mengancam posisi Bima Sakti sebagai pelatih kepala timnas. Menurut Yoyok, Bima Sakti saat ini lebih cocok sebagai asisten pelatih dibandingkan pelatih utama. Namun, ia menegaskan belum ada sikap resmi dari PSSI. Tapi hal tersebut akan ia sampaikan dalam rapat Exco pada 25 November mendatang.
Ia menyatakan, PSSI akan mencari pelatih yang lebih berpengalaman, namun tetap dengan biaya yang terjangkau. "Artinya sesuai kemampuan kita, daripada kita memaksakan diri dengan pelatih mahal hasilnya juga belum tentu maksimal," ujar Yoyok.
Terkait dengan ramainya tagar kosongkan GBK, Yoyok mengatakan, menghargai kebebasan berekspresi dari suporter. Apalagi, lanjut dia, suporter biasanya sudah banyak berkorban untuk menyaksikan timnas bermain. Selain itu, sikap suprter tersebut juga akan menjadi cambuk bagi PSSI sendiri.
"Kami hormati, kami harus menerima kalau prestasi tidak bagus. Itu sebagai ungkapan kekecewaan," jelas dia.