REPUBLIKA.CO.ID, MOGADISHU -- Pemberontak Al-Shabaab menyerang pusat keagamaan di Somalia tengah pada Senin (26/11). Serangan ini menewaskan ulama dan sedikit-dikitnya sembilan pengikutnya.
"Pegaris keras itu menewaskan 10 orang, termasuk ulama, remaja dan wanita, yang tinggal di sana," kata Mayor Polisi Abdirahman Abdullahi kepada Reuters melalui telepon dari pusat kota Galkayo.
"Pertempuran pasukan keamanan dengan Al-Shabaab masih berlangsung di pusat itu, jumlah korban tewas mungkin bisa bertambah," ujarnya menambahkan.
Shabaab yang berjuang untuk menggulingkan pemerintah Somalia mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Gerakan itu menyebut sang ulama sebagai penghina Nabi. "Bom mobil melabrak pusat penghina Nabi. Gerilyawan kami sekarang berada di dalam dan pertempuran berlanjut," kata juru bicara Ash-Shabaab Abdiasis Abu Musab kepada Reuters.
Baca juga, Al-Shabaab Klaim Bom Bunuh Diri Tewaskan 27 Tentara.
Warga Galkayo dan pejabat daerah itu menyatakan, Abdiweli mungkin jadi sasaran karena sebagai tuan rumah kebanyakan pemuda memainkan musik dan menari.
Al-Shabaab pada tahun lalu menyatakan ulama itu mengaku dirinya sebagai Nabi. Namun hal tersebut telah dibantah Abdiweli. "Kami tidak tahu jumlah korban sekarang. Ash-Shabaab mengancamnya berkali-kali," kata Abdirashid Hashi, gubernur wilayah Mudug, kepada Reuters.
Ash-Shabaab berjuang menetapkan aturannya berdasarkan tafsir keras atas hukum Islam. Kelompok itu menguasai bagian kecil wilayah Mudug, tapi tidak termasuk Galkayo. "Galkayo utara sangat damai dan pertanyaannya adalah bagaimana petempur bersenjata dengan bom mobil jibaku memasuki kota itu," kata Kapten Polisi Nur Mohamed kepada Reuters dari Galkayo