REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell mengatakan pada Rabu (28/11) bahwa suku bunga acuan bank sentral mendekati tingkat netral. Hal ini berbeda dengan yang ia sampaikan pada Oktober tentang suku bunga yang belum menyentuh angka netral.
"Suku bunga masih rendah berdasarkan standar historis, dan mereka tetap sedikit di bawah kisaran luas perkiraan tingkat yang akan menjadi netral untuk ekonomi, yaitu tidak mempercepat atau memperlambat pertumbuhan," kata Powell dalam pidato yang ia sampaikan di depan Klub Ekonomi New York.
Powell mengatakan pada awal Oktober masih ada jalan panjang sebelum suku bunga acuan menyentuh tingkat netral. Pernyataannya kemudian menyebabkan aksi jual di pasar ekuitas, karena para investor khawatir laju kenaikan suku bunga cepat akan memperlambat ekonomi.
Setelah naik tiga kali tahun ini, tingkat suku bunga fed fund saat ini berada pada kisaran target dua persen hingga 2,25 persen. Ekspektasi pasar untuk kenaikan suku bunga The Fed pada Desember mencapai 82,7 persen.
Para pejabat The Fed memperkirakan akan ada tiga kenaikan suku bunga pada tahun depan. Sementara, pasar hanya memiliki satu kenaikan yang diperhitungkan.
Powell mengatakan langkah bertahap The Fed menaikkan suku bunga telah menjadi alat dalam menyeimbangkan risiko-risiko. "Kami tahu bahwa bergerak terlalu cepat akan berisiko menghambat ekspansi. Kami juga tahu bahwa bergerak terlalu lambat, membuat suku bunga terlalu rendah terlalu lama, dapat berisiko menyebabkan distorsi lain dalam bentuk inflasi yang lebih tinggi atau ketidakstabilan ketidakseimbangan keuangan," katanya.
Dia menambahkan bahwa efek ekonomi dari kenaikan suku bunga bertahap tidak pasti, dan mungkin membutuhkan waktu satu tahun atau lebih untuk sepenuhnya terealisasi. "Sementara proyeksi FOMC (Komite Pasar Terbuka Federal) didasarkan pada penilaian terbaik kami tentang prospek, tidak ada jalur kebijakan yang ditetapkan," kata Powell.
Berbicara tentang prospek ekonomi, Powell mengatakan Komite Pasar Terbuka Federal memperkirakan pertumbuhan yang solid, pengangguran rendah, dan inflasi mendekati dua persen. Di pasar saham, dia mengatakan harga-harga pasar ekuitas secara luas konsisten dengan tolok ukur historis seperti mendorong rasio harga terhadap laba.
"Penting untuk membedakan antara volatilitas pasar dan peristiwa yang mengancam stabilitas keuangan. Besar, penurunan berkelanjutan dalam harga ekuitas dapat memberi tekanan pada pengeluaran dan kepercayaan. Dari perspektif stabilitas keuangan, bagaimanapun, hari ini kita tidak melihat ekses berbahaya dalam pasar saham," kata Powell.