Jumat 30 Nov 2018 23:35 WIB

Soal Wagub, Gerindra Sebut Ada Seleksi dalam Kesepakatan

Gerindra menilai uji kelayakan dan kepatutan sebagai syarat wajib.

Rep: Ali Mansur/ Red: Muhammad Hafil
Balai Kota DKI Jakarta
Foto: jakarta.go.id
Balai Kota DKI Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sudah berbulan-bulan pascaditinggal Sandiaga Uno posisi wakil gubernur DKI Jakarta tidak bertuan. Hal ini lantaran Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Gerindra sebagai partai pemenang di pilgub DKI Jakarta menemui kebuntuan untuk menunjuk pengganti Sandiaga. Keduanya saling mengklaim bahwa kadernya yang berhak untuk mengisi jabatan kosong tersebut.

Kemudian Partai Gerindra dan PKS menemui kesepakatan, bahwa wagub DKI berasal dari PKS. Tidak hanya itu, kedua partai itu juga sepakat menggelar fit and proper test atau uji kepatutan dan kelayakan. Namun kemudian sikap kedua kubu kembali berlawanan. PKS menilai uji kepatutan dan kelayakan hanya sebagai pengenalan.

Menurut anggota DPRD DKI Jakarta fraksi Partai Gerindra, Syarif, pihaknya menganggap uji kepatutan dan kelayakan itu sebagai syarat wajib. Maka dengan demikian akan ada seleksi, apabila calon yang diajukan oeh PKS tidak lolos akan digantikan calon lainnya. Sehingga tidak pasti dari dua nama yang telah diajukan PKS. "Ada seleksi di kesepakatan awal," tegas Syarif, Jumat (30/11).

Kemudian dalam tes, calon harus memenuhi kriteria yang ada, dan nantinya akan dipilih oleh DPRD DKI Jakarta. Hanya saja, kata Syarif, Partai Gerindra tidak memikirkan untuk memikirkan penggantinya jika kader dari PKS itu tidak lolos tes. Bahkan dia menjamin dua nama kandidat wagub itu tetap berasal dari PKS. "Belum sampai kesana dong. Seleksi saja belum," tambahnya.

Lanjut Syarif, adapun kriteria yang harus dipenuhi selain kapabel, juga menguasai persoalan Jakarta, memahami rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) yang mengandung visi-misi Anies-Sandiaga, dan dapat mewakili semua golongan. Jika calon itu memenuhi kriteria-kriteria itu maka dipastikan tidak ada masalah, maka tidak perlu khawatir. "Saya pastikan dari PKS. Sebab tidak menutup kemungkinan kader PKS yang lain lebih memenuhi kriteria," tuturnya.

Syarif juga menyampaikan kebuntuan antara PKS dengan Partai Gerindra hanya dinamika di dalam politik saja. Bahkan dalam waktu dekat, pihaknya juga akan melakukan pertemuan dengan PKS. "Masih dalam proses kok. Pekan depan kami bertemu dan bermusyawarah," kata Syarif.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement