Kamis 06 Dec 2018 17:49 WIB

Senator AS Ajukan Resolusi Tuntut MBS atas Kasus Khashoggi

Putra Mahkota Saudi dinilai bertanggung jawab atas pembunuhan Khashoggi.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nur Aini
Jamal Khashoggi
Foto: Metafora Production via AP
Jamal Khashoggi

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Enam senator AS dari seluruh garis partai telah mengajukan rancangan resolusi baru pada Rabu (5/12). Dalam resolusi itu, Senat menyatakan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS) bertanggung jawab atas pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi lebih dari dua bulan lalu.

Resolusi tersebut mengatakan Senat memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi bahwa MBS terlibat dalam pembunuhan itu. Jika disetujui oleh Senat, resolusi tersebut secara resmi akan mengecam MBS, atas pembunuhan Khashoggi di konsulat Saudi di Istanbul, Turki, pada Oktober lalu.

"Resolusi ini, tanpa dalih, secara definitif menyatakan putra mahkota Arab Saudi terlibat dalam pembunuhan Khashoggi dan telah menjadi bola yang merusak wilayah, yang membahayakan kepentingan keamanan nasional kami di berbagai bidang," ujar Lindsey Graham, seorang senator dari Partai Republik dan sekutu dekat Presiden AS Donald Trump, dalam sebuah pernyataan.

Langkah itu dilakukan oleh para senator AS setelah jaksa kepala Istanbul mengeluarkan surat perintah penangkapan kepada seorang pembantu utama MBS dan wakil kepala intelijen luar negeri Saudi karena dicurigai telah merencanakan pembunuhan Khashoggi. Arab Saudi telah mengatakan, MBS tidak mengetahui tentang pembunuhan itu. Setelah mengeluarkan banyak penjelasan kontradiktif, Riyadh kemudian mengakui bahwa Khashoggi telah terbunuh di dalam konsulat setelah negosiasi yang gagal untuk membujuknya kembali ke Arab Saudi.

Resolusi yang tegas itu juga menyatakan MBS bertanggung jawab atas dugaan kekejaman yang dilakukan Arab Saudi selama perang di Yaman. Arab Saudi memasuki perang itu pada 2015, melalui kampanye pemboman besar-besaran.

Aliansi Saudi-UAE yang didukung AS telah meluncurkan lebih dari 18 ribu serangan udara, yang telah menewaskan puluhan ribu warga sipil. Para senator AS mendesak Saudi untuk bernegosiasi langsung dengan perwakilan pemberontak Houthi untuk mengakhiri perang di Yaman.

Resolusi itu juga menyerukan kepada Arab Saudi untuk mengakhiri blokade yang diberlakukan bersama tiga negara Arab lainnya terhadap Qatar mulai Juni tahun lalu. Arab Saudi diminta mencari solusi politik dalam keretakan diplomatik terburuk untuk menyerang Dewan Kerjasama Teluk (GCC) itu.

Kelompok senator bipartisan AS tersebut juga menginginkan pembebasan blogger Raif Badawi, aktivis hak-hak perempuan, dan tahanan politik lainnya yang ditahan di Arab Saudi. Langkah mereka muncul sehari setelah beberapa senator mengatakan ada peluang bahwa MBS tidak terlibat dalam pembunuhan Khashoggi. Sebelumnya, mereka baru saja mendapatkan pengarahan tertutup dari Direktur CIA Gina Haspel.

Sepekan sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dan Menteri Pertahanan AS James Mattis mengatakan kepada para senator bahwa tidak ada bukti kuat MBS berada di balik pembunuhan itu. Mereka mendesak para senator untuk tidak menurunkan hubungan dengan Arab Saudi atas insiden itu.

Mengomentari resolusi para senator, Nabeel Khoury, mantan diplomat dan wakil kepala misi AS di Yaman, mengatakan Senat mulai melihat MBS sebagai pengaruh destabilisasi.

"Trump telah kalah dalam debat dengan Kongres tentang apa yang harus dilakukan terkait pembunuhan Khashoggi dan ketika dia bersama dengan Mattis dan Pompeo berdebat tentang nilai Arab Saudi, apa yang dikatakan Kongres kepadanya, 'Tidak ada yang menentang itu, apa yang kita fokuskan adalah arah kebijakan Saudi telah diambil di bawah MBS," kata Khoury, kepada Aljazirah dari Washington.

"Mereka sekarang mengaitkan semua tindakan destabilisasi yang telah diambil MBS, dimulai dari Yaman, lewat pembunuhan Khashoggi, hingga ke Qatar dan bahkan Lebanon," ungkapnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement