REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Samsung Electronics berencana menghentikan operasi di salah satu satu pabrik ponsel di Cina. Penutupan pabrik ini diperkirakan karena penjualan yang turun akibat kompetisi dengan produsen domestik.
"Sebagai bagian dari efisiensi di fasilitas produksi kami, Samsung Electronics dihadapkan pada keputusan yang sulit untuk menghentikan operasi di Tianjin Samsung Electronics Telecommunication," kata Samsung dalam keterangan resmi, Kamis (13/12).
Pabrik di Tianjin ini berisi sekitar 2.600 karyawan, dijadwalkan tutup pada akhir tahun ini.
Samsung akan memberikan kompensasi pada pegawai, juga kesempatan untuk pindah ke kantor Samsung di lain tempat. Samsung tetap mempertahankan pabrik lainnya di Huizhou, Guangdong.
Pabrik di Tianjin memproduksi 36 juta unit ponsel dalam setahun, sementara yang di Huizhou 72 juta unit.
Dua pabrik Samsung di Vietnam secara gabungan menghasilkan 240 juta unit ponsel dalam setahun, menurut laporan koran Korea Electronic Times.
"Cina tetap menjadi pasar yang penting bagi Samsung dan kami secara aktif berpartisipasi dalam kebijakan eknomi Cina dengan menumbuhkan industri komponen," kata Samsung. Raksasa teknologi dari Korea Selatan ini harus berkompetisi dengan pemain lokal di pasar Cina, termasuk Huawei.
Firma analisis pasar Counterpoint menyebutkan market share Samsung di Cina merosot ke 1 persen di kuartal pertama tahun ini. Analis senior dari Hyundai Motor Securities, Greg Roh, berpendapat Samsung tidak perlu berada di Cina karena nyaris tidak ada dan upah buruh tinggi. Menurut Roh mereka lebih baik berada di India dan Vietnam.