Selasa 18 Dec 2018 09:36 WIB

Kewirausahaan Sosial Bisa Berkembang Jika Manfaatkan Digital

Kewirausahaan sosial dapat menjadi variasi bidang usaha.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Dwi Murdaningsih
Kepala Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas), Bambang Brodjonegoro
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Kepala Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas), Bambang Brodjonegoro

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro menyatakan, kewirausahaan sosial terus berkembang di Indonesia. Maka agar perkembangannya lebih pesat, perlu manfaatkan digital.

"Maksudnya begini, social entepreneur akan semakin besar dan banyak pelakunya kalau mereka manfaatkan digital. Hal itu karena, saya perhatikan, jenis-jenis social entrepreneur yang bisa berkembang cepat adalah yang manfaatkan digital," tutur Bambang kepada wartawan di Jakarta, Senin, (17/12).

Kata dia, digital harus dilihat sebagai keuntungan atau opportunity yang bisa menghasilkan lebih banyak lagi wirausaha sosial. "Justru pandangan saya, kalau digital ekonomi sekarang belum ada, mungkin jumlah entrepreneur juga lebih sedikit," katanya.

Lebih lanjut, ia menilai, kewirausahaan sosial dapat menjadi variasi bidang usaha. Dengan begitu, wirausaha tidak hanya bergerak di bidang perdagangan atau pertanian.

Hanya saja untuk menjalankan kewirausahaan sosial, menurutnya perlu pendanaan. "Pendanaan pun tidak hanya bisa andalkan perbankan biasa tapi harus venture capital misalnya," ujar Bambang.

Selain itu, kata dia, regulasi juga harus mendorong agar kewirausahaan sosial bisa tumbuh sekaligus memberikan kenyamanan bagi para pelakunya untuk usaha. "Kalau regulasi, sebenarnya nggak perlu terlalu diatur. Pengusaha malah malah jalan kalau nggak banyak diatur, justru kalau diatur mereka akan terhambat. Jadi yang penting mudahkan mereka," ucap dia.

Pada kesempatan tersebut, Bambang turut menargetkan, wirausaha di Indonesia pada 2030 hingga seterusnya bisa tumbuh tiga sampai empat kali lipat dibandingkan jumlah sekarang. Seperti diketahui, pada tahun itu, Indonesia mendapatkan bonus demografi, yakni jumlah masyarakat mudanya lebih banyak dibandingkan orang tua.

"Karena sekarang secara jumlah dan kualitas, kita masih kurang wirausaha. Maka kurang untuk mendukung Indonesia jadi negara maju," ucap dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement