REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Persijap Jepara telah menyelesaikan pertandingan Liga 3 dan Piala Indonesia 2018. Secara prestasi, Persijap memang tak memenuhi target promosi ke Liga 2.
Kendati demikian, klub kebanggaan warga kota ukir ini mampu menyelesaikan kompetisi Liga 3 dan Piala Indonesia tanpa subsidi PSSI, selaku induk organisasi sepak bola di Tanah Air. Terkait hal ini, Presiden Klub Persijap Esti Puji Lestari mengaku sangat kecewa terhadap kinerja PSSI.
"Saya kecewa sampai sekarang belum ada kabar tentang pencairan dana match fee Piala Indonesia," ujar Esti dalam keterangan persnya, Rabu (2/1).
Esti juga memahami jika saat ini PSSI sedang menghadapi kemelut terkait dengan skandal pengaturan pertandingan dan mafia bola. Menurutnya, itu bukan alasan untuk tak membereskan apa yang menjadi hak klub. "Karena sudah ada satgasnya, jadi seharus PSSI tidak perlu pusing dengan masalah itu," jelasnya.
Menurut Esti, masyarakat sudah membantu satgas terkait dengan persoalan yang kini telah ditangani oleh aparat kepolisian tersebut. Maka PSSI harus bekerja sesuai tupoksi dan orang PSSI yang kena masalah itu tidak berperan penting dalam hak komersial yang menjadi hak Persijap di Piala Indonesia dan liga.
Lebih jauh, Esti juga berharap skandal pengaturan skor pertandingan dan mafia bola yang tengah bergulir jangan sampai menjadi pengalihan isu untuk melupakan kewajiban PSSI kepada klub yang sudah menjalani pertandingan Liga 3 dan Piala Indonesia. "Kami ikut Piala Indonesia juga 'diancam' dengan regulasi dan regulasinya mendadak. Kalau tidak ikut Piala Indonesia Persijap diancam dicoret," sambungnya.
Akibatnya, lanjut Esti, mau tidak mau Persijap harus ikut dengan biaya yang ditanggung sendiri. Sementara di Piala Indonesia banyak merek yang diwajibkan dipasang di stadion sebagai sponsor, bahkan live streaming, tapi tidak ada pembayaran komersialnya.
Persijap sudah dua kali menjalani pertandingan Piala Indonesia, namun match fee belum ada kejelasan dan bahkan kompetisi Liga 3 sudah selesai. Liga 3 juga tidak ada subsidi sepeser pun. Bahkan juara Liga 3 musim lalu itu sampai hari ini pun belum menerima uang hadiahnya. "Menurut kami, jangan sampai hal kecil-kecil ini mencoreng prestasi PSSI di mata anggotanya," kata Esti.
Esti juga mengakui, buruknya kinerja PSSI ini bisa menjadi masalah yang menjadikan Persijap selaku anggota PSSI semakin tidak percaya untuk mengikuti kompetisi- kompetisi apapun. Yang perlu ditekankan adalah buruknya komunikasi, karena upaya manajemen Persijap berkirim surat resmi selalu diabaikan dan ketika mengirim pesan whatsapp juga kadang dijawab kadang tidak.