Senin 07 Jan 2019 20:20 WIB

Baghdad Dibangun tak Selesai dalam Sehari

Uniknya, tata kota Baghdad dirancang berbentuk bundar.

Universitas Baghdad, Irak
Foto: Altaghier
Universitas Baghdad, Irak

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seperti halnya kota Roma, Baghdad dibangun tak selesai dalam sehari. Sebanyak 100 ribu ahli bangunan, mulai dari arsitek, tukang batu, tukang kayu, pemahat, dan sebagainya dikerahkan untuk membangun Baghdad.

Para pekerja itu didatangkan Khalifah dari berbagai wilayah, seperti Suriah, Mosul, Kufah, Basrah, hingga Iran. Dana yang dihabiskan untuk membangun Baghdad mencapai 3,88 juta dirham.

Uniknya, tata kota Baghdad dirancang berbentuk bundar. Sehingga, Baghdad pun dijuluki sebagai Kota Bundar. Bak sebuah benteng pertahanan, sekiling Baghdad dipagari tembok sebanyak dua lapis tembok yang besar dan tingginya mencapai 90 kaki.

Di luar tembok dibangun parit. Seakan terinspirasi dengan Perang Khandaq pada zaman Rasulullah SAW, parit itu digunakan sebagai saluran air dan benteng pertahanan.

Selain itu, di tengah kota bertengger Istana Khalifah nan megah bernama Al-Qasr Az-Zahabi (Istana Emas). Keindahan dan kemegahannya menunjukkan kehebatan Dinasti Abbasiyah. Untuk mempertegas keislaman, di samping istana berdiri Masjid Jami Al-Mansur seluas 100 x 100 meter. Kubahnya menjulang tinggi ke langit setinggi 130 kaki.

Kota Baghdad juga dilengkapi bangunan pengawal istana, polisi, tempat tinggal Khalifah, pasar dan tempat belanja. Untuk menuju pusat kota Baghdad, para pengunjung bisa melalui empat gerbang. Di sebelah Barat Daya ada gerbang Kufah, di arah Barat Laut terdapat Gerbang Syam, di Tenggara disediakan gerbang Basrah dan gerbang Khurasan terletak di arah timur laut.

Di setiap pintu gerbang terdapat menara pengawas dan tempat beristirahan yang dihiasi ukiran-ukiran nan indah. Sebelum tutup usia, Al-Mansur juga sempat membangun istana Ar-Rufasah. Sebagai pendiri Baghdad, Khalifah menyebut kota itu sebagai Madinah As-Salam ( kota perdamaian).

Selepas wafatnya, Al-Mansur, Khalifah penggantinya juga terus melakukan pembangunan. Baghdad pun kian elok dipandang. Sarana ibadah, pendidikan, penelitian, kesehatan, perdagangan dan bisnis pun bermunculan. Maka tak heran, jika pada 800 M, Baghdad telah menjelma menjadi pusat peradaban, pendidikan, ilmu pengetahuan, perdagangan, ekonomi dan politik.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement