REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jaringan Prima akan menggenjot kolaborasi dengan sejumlah bank pada 2019. Setelah meresmikan kerja sama dengan 14 bank pada Selasa (15/1), jaringan Prima segera membungkus sinergi dengan tiga bank lain pada Maret mendatang.
"Awal tahun ini tiga bank dulu, selanjutnya kami terus terbuka pada bank mana pun, tidak ada batasan untuk bergabung," kata Presiden Direktur PT Rintis Sejahtera selaku pengelola jaringan Prima, Iwan Setiawan di Ritz Carlton Pasific Place, Jakarta.
Menurutnya, kerja sama adalah bagian dari upaya perusahaan untuk mendukung gerakan Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) Bank Indonesia. Menurut kebijakan GPN, perbankan harus terhubung dengan minimal dua jaringan atau lembaga switching.
Hingga saat ini, BI telah memberikan lisensi resmi pada empat lembaga switching di Indonesia. Diantaranya PT Artajasa Pembayaran Elektronis (ATM Bersama), Rintis Sejahtera (ATM Prima), PT Daya Network Lestari ( ATM Alto) dan PT Jalin Pembayaran Nusantara (JPN).
Direktur Utama PT Bank Central Asia, Jahja Setiaadmadja mengatakan sinergi jaringan ini memudahkan terutama bagi bank-bank BUKU I dan II. Ini karena, bank tersebut perlu biaya sangat besar jika harus membuat jaringan atau platform sendiri.
"Kalau mereka buat platform sendiri kan mahal, belum kalau kerja sama dengan merchant yang banyak itu biayanya berapa, kalau ini sudah ada platformnya jadi mereka tinggal pakai," kata dia.
Selain itu, kerja sama juga sesuai ketentuan dari BI agar terhubung dengan minimal dua lembaga switching agar bisa lebih luas dan saling melengkapi. BCA sendiri terkoneksi dengan Prima dan ATM Alto. BCA merupakan founder dari jaringan Prima meski tak ada kepemilikan di dalamnya.
Sementara kepemilikan BCA di ATM Alto, kata Jahja, saat ini sekitar dua persen. Meski demikian, ia memastikan tak ada kecenderungan memilih salah satu berdasarkan kepemilikan tersebut dalam penggunaan jaringan.