REPUBLIKA.CO.ID, MANJBIJ -- Tentara Amerika Serikat (AS) menjadi korban aksi bom bunuh diri oleh ISIS di Suriah Utara. ISIS mengaku seorang militannya telah meledakkan rompi peledak di sebelah patroli AS di Kota Manbij yang dikuasai Kurdi.
Komando Pusat AS seperti dilansir BBC mengatakan, dua tentara AS, seorang pegawai sipil di Kamenterian Pertahanan dan seorang kontraktor AS tewas dalam serangan itu. Sementara tiga militer AS terluka.
"Dua anggota layanan AS, satu sipil Departemen Pertahanan (DoD) dan satu kontraktor yang mendukung DoD tewas dan tiga anggota layanan terluka ketika melakukan keterlibatan lokal di Manbij," katanya dalam sebuah pernyataan.
Pasukan AS berada di Manbij untuk mendukung pasukan Kurdi dan Arab. Pejuang ISIS diketahui telah diusir mundur keluar dari seluruh Suriah Timur.
Serangan yang terjadi pada Rabu (16/1) waktu setempat itu terjadi di sebuah restoran dekat pasar utama Manbij. Pasukan AS tengah berada di restoran untuk bertemu Dewan Militer Manbij.
Baca juga, ISIS Tewaskan Puluhan Petempur yang Didukung AS.
Tentara AS kemudian dievakuasi dengan helikopter yang mendarat di taman bermain dekat daerah ledakan.
Kantor Berita Suriah Kurdi Hawar melaporkan, mengutip kepala komite kesehatan Manbij yang mengatakan bahwa 18 orang telah tewas, termasuk tentara AS, dan 18 orang lainnya telah terluka.
Bulan lalu, Presiden AS Donald Trump mengumumkan AS akan mulai menarik keseluruhan pasukannya yang berjumlah sekitar 2.000 dari Suriah karena ISIS telah kalah.
Namun, usulan Trump ini ditentang banyak pihak termasuk mantan Menteri Pertahanan AS James Mattis yang memilih mundur. Meski telah berkurang, keberadaan ISIS diperkirakan belum sepenuhnya menghilang dari Suriah.
Sejumlah senator mengatakan, jika AS benar-benar menarik pasukan dari Suriah, langkah tersebut dapat mendorong militan ISIS kembali masuk ke negara tersebut.
Sebuah laporan AS baru-baru ini menyebut, sebanyak 14 ribu militan ISIS masih ada di Suriah dan bahkan lebih banyak lagi di Irak.
Di sisi lain, Kurdi Suriah (YPG) yang menjadi sekutu AS khawatir Manbij dan kota-kota lain di dekat perbatasan dengan Turki akan diserang oleh militer Turki. Pemerintah Turki menganggap YPG sebagai perpanjangan dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang, yang telah memperjuangkan otonomi Kurdi di Turki selama tiga dekade.