REPUBLIKA.CO.ID, Allah SWT memerintahkan manusia untuk memperlakukan hewan denga baik. Tidak menyakiti dan merendahkannya merupakan bagian dari saling menghormati antarsesama makhluk. Surah an-Nur ayat 41 menjadi dasar manusia untuk menghormati hewan yang juga merupakan makhluk ciptaan Allah SWT.
“Tidakah engkau (Muhammad) tahu bahwa kepada Allah-lah bertasbih apa yang ada di langit dan di bumi, dan juga burung yang mengembangkan sayapnya. Masing-masing sungguh, telah mengetahui (cara) bedoa dan bertasbih. Allah Mahamengetahui apa tang yang mereka kerjakan.”.
Sudah sepatutnya manusia sebagai makhluk paling unggul di antara makhluk lainnya memiliki sikap lebih toleran, ramah, peduli dalam menjaga hubungan baik dengan semua apa yang ada di langit dan di bumi. Kini, di antara makhluk yang saat ini kelangsungan hidupnya terancam adalah hewan amfibi.
Hewan bertulang belakang yang hidup di darat dan di laut ini banyak yang mati disebabkan perilaku manusia yang tidak peduli terhadap tempat keberlangsung mereka dengan membuang sampah ke laut.
Menurut riset American Association for the Advancement of Science (AAAS) ada delapan juta ton sampah plastik dibuang ke laut dunia.
Ironisnya meski Indonesia merupakan Negara dengan jumlah muslim terbesar di dunia. Harus diakui Indonesia belum bisa menjaga kebersihan secara konsisten.
Salah satu faktanya adalah masyarakat Indonesia belum dapat mengatur penggunaan plastik, sehingga sampah plastik penggunaan akhirnya menjadi tumpukan pembungkus sampah lain dan membuagnnya sampailah kelaut menjadi bahan makanan yang mematikan hewan di laut.
Tercatat Indonesia menjadi penyumbang tersebesar kedua sampah plastik setelah Cina. Padahal Allah telah mengamanatkan kepada hamba-Nya untuk senantiasa menjaga bumi dari kerusakan seperti disampaikan dalam surah Al-Araf Ayat 58.
“Dan janganlan kamu berbuat kerusakan di muka bumi sesudah Allah memperbaikinya dan berdoalah kepada Nya dengan rasa takut dan harapan. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang bebuat baik.”
Mengutip buku Mengenal Ayat-Ayat Sains dalam Al-Qu’ran Hasil Kolaborasi Antara para Ulama dan Para Pakar Sains, Penciptaan Jagat Raya dalam Perspektif Al-Quran dan Sains, hasil kerjasama Kementerian Agama dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), lebih dari 200 ayat dalam Alquran yang berbicara tentang hewan, baik secara umum maupun secara khusus dalam membicarakan spesifik hewan jenis tertentu. Dari banyaknya ayat dalam Alquran menunjukan begitu berperannya keberadaan hewan di bumi ini.
Sebagai sesama makhluk ciptaan Allah, sudah seharusnya manusia menjaga kebersihan tempat tinggal makhluk lain dalam hal ini laut. Karena pada dasarnya manusia dan hewan setara dalam konteks sebagai makhluk Allah.
Meski pada hakikatnya manusia jauh lebih unggul daripada hewan, namun di akhirat nanti keduanya akan dikumpulkan bersama oleh Allah dalam suatu keadaan. Apakah dalam posisi sejajar ataut tidak, kita tidak pernah tahu.
Surah al-An’am ayat ke-38 menyampaikan hal itu. “Dan tidak ada seekor pun binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melaikan semuanya merupakan umat-umat (juga) seperti kamu. Tidak ada sesuatu pun yang kami luputkan di dalam Kitab, kemudian kepada Tuhan mereka dikumpulkan.”
Membicarakan hubungan kesetaraan antara manusia dengan hewan, Muhammad Fazrul Rahman Anshari mengatakan, segala yang di muka bumi ini diciptakan untuk manusia, maka sudah menjadi kewajiban alamiah manusia untuk menjaga segala sesuatu dari kerusakan, memanfaatkannya dengan tetap menjaga martabatnya sebagai ciptaah Tuhan, dan melestarikannya sebisa mungkin.
Untuk itu Islam tidak membenarkan manusia menyalahgunakan hewan untuk kepentingan apapun, misalnya untuk olahraga atau untuk keperluan pendidikan tanpa etika. Meski Allah dalam Surah al-Jatsiyah ayat ke-13, telah menundukkan apa yang ada di langit dan di bumi salah satu di antaranya hewan untuk digunakan sebagai keperluan manusia.
Akan tetapi ayat ini juga sekaligus mengingatkan umat manusia bahwa Allah SWT Sang Pencipta alam semesta menjadikan semua yang ada di alam ini termasuk hewan, sebagai amanat yang harus dijaga.
Nabi Muhammad SAW mengajarkan bahwa sikap dan tindakan manusia terhadap hewan akan menentukan nasibnya di akhirat, sebagaimana diriwayatkan al-Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Umar.
“Seorang wanita disiksa Allah (pada hari kiamat) lantaran mengurung seekor kucing sehingga kucing itu mati. Karena itulah Allah memasukannya ke neraka. Kucing itu dikurungnya tanpa diberi makan dan minum, dan tidak pula dilepaskannya supaya kucing itu makan serangga-serangga bumi (dengan sendirinya).
Untuk itu Rasulullah melarang manusia berlaku kejam terhadap binatang. Karena hewan memiliki interaksi dengan dunia lain yang tidak bisa dilakukan manusia tetapi manusia dapat manfaatkan untuk memanjatkan doa seperti diajarkan Rasulullah kita ketika ada ayam berkokok dan ringkikin sapi, dalam hadis Abu Hurairah RA.
“Apabila kamu mendengar ayam berkokok, maka mohon kemurahan dari Allah, karena pada saat itu ayam tersebut melihat malaikat. Dan apabila kamu mendengar ringkikan keledai, maka berlindunglah kepada Allah dari kejahatan setan, karena pada saat tersebut keledai melihat setan.”