Kamis 24 Jan 2019 16:55 WIB

Berzakat dan Infak Tumbuh karena Banyak yang Berhijrah

Dompet Dhuafa Jabar pada 2018 berhasil menghimpun dana umat sebesar Rp 3,7 milar.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Andi Nur Aminah
Ilustrasi Zakat di Dompet Dhuafa
Foto: Republika/Maman Sudiaman
Ilustrasi Zakat di Dompet Dhuafa

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Penghimpunan dana di Dompet Dhuafa Jabar, trendnya terus mengalami kenaikan. Menurut Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Jabar, Andriansyah, sejak 2015 penghimpunan dana di Dompet Dhuafa Jabar selalu tumbuh seiring meningkatnya kesadaran Muslim untuk berzakat dan berinfak.

"Kesadaran berzakat dan berinfak ini muncul, seiring banyaknya masyarkat yang hijrah. Kan sekarang banyak masyarakat yang aktif di pengajian," ujar Andriansyah kepada wartawan, di acara Dompet Dhuafa Jabar Public Expose 2019, Kamis (24/).

Menurut Andriansyah, Dompet Dhuafa Jabar pada 2018 berhasil menghimpun dana umat sebesar Rp 3,7 milar. Bila dibandingkan 2017, angka ini tumbuh sekitar 33 persen. Karena, di 2017 hanya sekitar Rp 2,8 miliar. "Zakat masih menjadi sumber pendanaan tertinggi selain infak, sedekah, dan wakaf, dengan presentasi 47,83 persen," katanya.

Porsi zakat, kata dia, memang paling besar karena masyarakat mulai paham kalau zakat itu wajib. Jadi, banyak masyarakat yang membayarkan zakatnya saat sudah memiliki penghasilan perbulan. "Selain karena banyak yang berhijrah, kesadaran masyarakat tumbuh karena semakin banyak gerakan zakat, kampanye ustaz tentang zakat dan semangat bersedekah," katanya.

Penerimaan zakat, kata dia, cukup tinggi karena Dompet Dhuafa Jabar sudah memanfaatkan teknologi dalam menghimpun dana umat. Yakni, sekitar 48 persen, telah memanfaatkan transfer online melalui gadget. "Sedekah sekarang semudah belanja online. Kita kerja sama dengan beberapa perbankan. Kami pun membuka booth dan counter di beberapa lokasi strategis," katanya.

Andriansyah mengatakan, walaupun penerimaan zakat Dompet Dhuafa terus tumbuh, tapi sebenarnya masih jauh dari potensi. Karena, potensi zakat di Indonesia cukup besar yakni mencapai Rp 17,6 triliun.

"Tapi memang masih jauh belum lima persen dari potensi. Ini tugas kita semua. Kalau terwujud, maka bisa bantu pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan," katanya.

Untuk tahun 2019 ini, dia mengatakan, Dompet Dhuafa Jabar menargetkan pertumbuhan penghimpunan dana sebesar 40 persen dibandingkan tahun 2018. "Semoga dengan pertumbuhan penghimpunan tersebut bertumbuh pula jumlah penerima manfaat dari beragam program," katanya.

Untuk mencapai target tersebut, Andriansyah mengatakan, sebagaimana yang telah dilakukan di 2018, Dompet Dhuafa Jabar pun akan meningkatkan semangat kolaborasi di 2019. Yakni, dengan mengajak seluruh publik di Jawa Barat bersinergi, bersemangat meningkatkan kebaikan di 2019.

Dompet Dhuafa Jabar, kata dia, sangat terbuka bagi seluruh stakeholder baik dari pemerintahkota/kabupaten, pemerintah provinsi korporasi, komunitas, lembaga dan pihak lainnya untuk berkolaborasi. "Salah satunya, kami menggandeng Pemprov Jabar," katanya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement