Rabu 30 Jan 2019 17:19 WIB

Asosiasi Logistik Minta Tarif Tol Trans-Jawa Dikaji Ulang

Mahalnya tarif Tol Trans Jawa tersebut membuat ongkos logistik mengalami kenaikan.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolanda
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo (kedua kanan), Menteri BUMN Rini Soemarno (kanan) dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kiri) berfoto bersama usai meresmikan pengoperasian tujuh ruas jalan tol Trans Jawa di Jembatan Kalikuto, Kendal, Jawa Tengah, Kamis (20/12/2018).
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo (kedua kanan), Menteri BUMN Rini Soemarno (kanan) dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kiri) berfoto bersama usai meresmikan pengoperasian tujuh ruas jalan tol Trans Jawa di Jembatan Kalikuto, Kendal, Jawa Tengah, Kamis (20/12/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldy Ilham Masita minta tarif kedaraan besar di Tol Trans Jawa dapat dikaji ulang. Dia mengatakan tarif Tol Trans Jawa sangat mahal untuk kendaraan logistik.

Zaldy menjelaskan tarif Tol Trans Jawa untuk kendaraan besar Jakarta hingga Surabaya dapat mencapai di atas satu juta rupiah. “Ini sekarang tarif Tol Trans Jawa untuk truk antara Rp 1,2 juta hingga Rp 2 juta,” kata Zaldy kepada Republika.co.id, Rabu (30/1).

Dia menuturkan dengan mahalnya tarif Tol Trans Jawa tersebut membuat ongkos logistik mengalami kenaikkan. Zaldy menegaskan terjadi kenaikan ongkos logistik hingga 30 persen jika menggunakan Tol Trans Jawa.

Dengan begitu, Zaldy mengakui saat ini banyak sopir memilih untuk melewati jalan nasional atau pantura. “jadi opsi opsi saat ini lebih banyak kembali ke jalur biasa daripada naik harga ya ke jalan normal saja,” jelas Zaldy.

Baca juga, Tarif 6 Ruas Tol Baru Trans-Jawa Berlaku 21 Januari

Paling tidak, lanjut Zaldy, dengan menggunakan jalur nasional maka tidak ada kenaikan ongkos logistik. Hal itu menurutnya lebih baik untuk konsumen dan transporter dari segi ongkos kirim.

Hanya saja, Zaldy mengakui dengan menggunakan jalan tol maka lamanya pengiriman juga lebih singkat namun hal tersebut tidak sebanding dengan mahalnya tarif tol. “Berkurang satu hari lewat tol tidak memberikan dampak yang sebanding dengan tarif Tol Trans Jawa,” tutur Zaldy.

Terlebih, menurut Zaldy jika kostumer tetap memilih menggunakan tol akan berdampak kepada kenaikkan harga barang. Dengan begitu, Zaldy meminta tarif Tol Trans Jawa maksimal Rp 800 ribu agar angkutan logistik dapat memanfaatkan jalur tersebut. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement