Sabtu 02 Feb 2019 07:00 WIB

Facebook Hapus 783 Halaman yang Berkaitan dengan Iran

Facebook mengungkapkan secara teratur mereka menghapus akun-akun palsu

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Facebook
Foto: EPA
Facebook

REPUBLIKA.CO.ID, NEWYORK -- Facebook mengatakan mereka telah menghapus 783 halaman, akun dan grup yang berkaitan dengan Iran. Hal ini dilakukan atas apa yang mereka sebut 'perilaku tak otentik yang terkoordinasi', sebuah kata yang digunakan oleh Facebook untuk menyebut akun palsu yang bertujuan mengganggu politik dan pemilihan umum.

Facebook mengungkapkan secara teratur mereka menghapus akun-akun palsu selama beberapa bulan terakhir. Termasuk kelompok yang berkaitan dengan Myanmar, Bangladesh dan Rusia.

Akun-akun palsu di Facebook atau Instagram tersebut biasa membuat mereka seakan-akan dari negara lain. Mereka seakan-akan berasal lebih dari dua lusin negara mulai dari Afghanistan, Jerman, India, Arab Saudi dan Amerika Serikat.

Pada Jumat (1/1) Facebook mengatakan akun-akun ini menghabiskan lebih 30 ribu dolar AS untuk iklan. Mereka membayarnya menggunakan dolar AS, poundsterling Inggris, dolar Kanada dan Euro.

Facebook mengatakan Twitter juga membantu mereka dalam penyelidikan akun palsu ini dengan berbagi informasi tentang aktivitas yang mencurigakan di layanan mereka sendiri. Dua perusahaan itu dan perusahaan-perusahaan teknologi lainnya sudah bekerja sama untuk menutup akun palsu dengan berbagi informasi.

Kerja sama semacam ini dapat membantu perusahaan-perusahaan itu untuk menghindari pengawasan ketat. Mereka menunjukan kepada para anggota legislatif dan kritikus bahwa mereka bisa mengesampingkan perbedaan demi menghalau ancaman yang dapat mengganggu pengguna mereka.

Akun-akun palsu yang baru dihapus, kata Facebook, biasanya merepresentasikan diri mereka sebagai warga negara lain. Mereka menggunakan akun palsu dan mengunggah berita  Iran. Termasuk berita yang diambil dari media yang kelola pemerintah Iran tentang perang di Suriah dan Yaman.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement